Saturday, May 30, 2009

SALAMAN BASA-BASI YANG TERPAKSA MEGA-SBY

Ada yang berbeda di tengah suasana penarikan nomor urut capres di kantor Komisi Pemilihan Umum kemarin (30/05). Kedatangan Megawati yang langsung disambut pasangan JK-Win, kemudian secara berturut Boediono dan terahir SBY menyalami Mega, setalah hampir lima tahun saling serang, dan tak pernah ketemu. Padahal, kedua person ini pernah terlibat jauh dalam memimpin dan menata Indonesia dalam satu perahu yakni kabinet, yang satu sebagai bos, dan yang lain sebagai bawahan. Hanya saja ketika pemilu tahun 2004, sang bawahan mengalahkan Mega, mantan bos secara menyakitkan. Semenjak saat itu, hampir tidak ada komunukasi politik antar kedua tokoh nasional ini. Bahkan secara kontinyu kubu Mega mengambil oposisi terbuka terhadap kubu penguasa selama hampir lima tahun.

Momen pertemuan di KPU yang disertai salaman tentu mendapat perhatian besar bagi para hadirin, terlebih lagi media massa dan elektronik hingga media portal. Bahkan di salah satu stasiun tivi, ada ulasan khusus tentang momen beberapa detik yang ditunjukkan oleh SBY-Mega. Lebih dari itu, para pimpinan parpol, ormas menyambut baik salaman SBY-Mega yang mengesankan betapa sejuknya suasana hubungan antar elit walau dalam faksi-faksi politik yang berbeda. Inilah momen langkah ditengah suasana persaingan merebut kursi RI 1. Harmonisasi elit secara tidak sadar akan berdampak pada pola hubungan yang terjalin antar pendukung di tingkat akar rumput.

Persoalannya adalah apakah praktek salaman yang dilakukan oleh SBY-Mega telah dilakukan dengan tulus, tanpa tedeng aling-aling, ataukah hanya praktek basa-basi karena tidak ada lagi ruang untuk saling menjauh dan menghindar? Bacaan publik dari momen salaman ini nampaknya lebih kepada dugaan yang kedua, bahwa semuanya hanyalah basa-basi politik karena dipaksa suasana. Dalam setting ruangan yang diatur KPU nampaknya semua pasangan capres ditempatkan dalam satu ruangan, dan penarikan nomor urut tidak dapat diwakilkan. Dengan demikian, kehadiran semua pasangan dalam satu ruangan merupakan momen wajib yang diperintah peraturan institusi, sehingga tidak mengherankan bahwa kalau harus ada pemaksaan dalam bersalaman diantara ketiga pasangan capres dan cawapres. Sebagai bukti bahwa ada “pemaksaan salaman”, ketika SBY menyalami Mega, prosesnya tidak diwarnai oleh tegur sapa, hanya tonjolan senyum kecut dan terasa berat bagi kedua tokoh ini. Lebih dari itu, salaman kedua tokoh ini hanya membutuhkan waktu tak lebih tiga detik, setelah “penantian” publik selama lima tahun, sesuatu yang janggal dalam kacamata publik. Walaupun demikian, momen tiga detik ini tentu amat mahal khususnya bagi para pendukung masing-masing. Pertanyaannya adalah begitu sulitkah bersalaman bagi para elit di negeri ini, bukankah setiap ajaran agama menganjurkan untuk saling bersilaturrahim dan bertegur sapa, terlepas dari perbedaan kepentingan, golongan, jabatan, warna kulit dan keyakinan?

Budaya bangsa timur seperti Indonesia dalam rekaman dunia internasional dikenal dengan budaya santun, ramah dan penuh pesona. Bahkan hasil riset beberapa waktu lalu, menempatkan Indonesia sebagai bangsa yang paling ramah dan murah senyum. Sayang, kebanggaan dunia ini tidak tertransformasi dengan baik dikalangan para elit kita. Ketika terjadi perbedaan pandangan, apalagi perbedaan faksi politik, timbul suasana benci dan permusuhan, seolah-olah mereka bukanlah anak bangsa yang sama dan dari rahim ibu pertiwi yang satu. Semestinya, perbedaan kepentingan dan faksi politik tidak boleh menghalangi setiap individu untuk menjalin keakraban dan persahabatan. Bukankah pertemanan dan persahabatan jauh lebih sejuk dijalankan ketimbang permusuhan? Lebih dari itu, bukankah harmonissi hubungan para elit akan berdampak langsung pada pola komunikasi rakyat bawah. Sadarilah bahwa, komunikasi politik santun, bersahabat akan melahirkan suasana sejuk dan mendamaikan. Dan jauh lebih penting dari hal ini semua bahwa, komunikasi yang baik antar elit akan mampu menunjukkan sikap besar sebaga negarawan, bukan sebagai pencundang.

Ref : Mau Membaca

No comments:

PUSTAKA KITA

> MISRIADI BLOG
> OKEZONE
> GAME ONLINE FULLY
> DETIK
> BLOG TARGET
> VIVA NEWS
> DESIGN BLOG
> BIRU BLOG
> LOGO BLOG
> BLOG BASIS BAHASA
> HTML BLOG
> SENIOR BLOG PANUTAN
free counters



website design