Tuesday, August 18, 2009

ROBOT PENGINTAI DENSUS 88 TERNYATA BUATAN ITS TOH..SUDAH AKU TEBAK BEGITU..

Dilaporkan dari TKP, ada dua robot yang "diterjunkan" untuk mengintai isi rumah tersebut. Dilengkapi kamera dan mampu bergerak lincah meski nirkabel, peran robot itu tentu sangat penting bagi Densus 88. Terbukti, robot tersebut bisa mengetahui lebih detail isi rumah itu sehingga Densus 88 bisa melakukan penggerebekan tanpa ada satu pun anggota yang terluka.

Terjadi adegan lucu ketika salah satu robot tak bisa bergerak karena terlilit kain gorden yang koyak. Salah seorang anggota Densus 88 berusaha mendekat dan mendorongnya dengan bambu panjang agar robot yang mirip tank itu terlepas dari lilitannya.

Robot tersebut, menurut penelusuran Radar Semarang (Jawa Pos Group), adalah milik Satuan Gegana Brimob. Robot itu dibuat bersama oleh Departemen Ristek, ITS, LIPI, dan Pindad. Ide tersebut dilatarbelakangi keinginan untuk membuat robot-robot penjinak bom sendiri.

Itu disebabkan harga robot-robot buatan luar negeri mahal serta suku cadang robot penjinak bom dan perawatan robot-robot yang dimiliki tim Gegana sebelumnya sulit. Maka, pemerintah Indonesia yang dikoordinasi Departemen Ristek telah membuat satu tim pembuat robot pengintai tersebut.

Mestinya, robot itu didesain lebih jauh untuk tidak sekadar mengintai, tapi juga menjinakkan bom. Namun, untuk menjinakkan bom, robot tersebut belum teruji. "Jadi, robot itu masih merupakan robot pengintai dan belum spesifik sebagai robot pelacak atau penjinak bom. Tapi, pengembangan itu mungkin akan dilakukan," jelas seorang personel Brimob yang tak mau disebut namanya.

Menurut dia, robot tersebut adalah robot remote penggerak yang dilengkapi pemancar atau antena akan berjalan ke depan, belakang, kanan, kiri, atas atau naik, dan bawah atau turun dengan kontrol dari keyboard (komputer). "Pada keyboard kan ada panah ke atas, bawah, kanan, kiri, page up, dan page down, yang dapat digerakkan dengan arah pergerakan dapat dilihat pada layar monitor komputer. Radius atau jarak pergerakan robot dapat diubah-ubah sesuai dengan kekuatan pemancar atau antena," paparnya.

Di bagian depan, robot dilengkapi sensor cahaya, kamera, dan inframerah yang dapat mengintai benda ke segala arah kendati dibatasi atau dihalangi tembok maupun benda lain. Inframerah akan menyala jika ruang yang dimasuki dalam kondisi gelap. Dengan begitu, robot tersebut tetap bisa mengintai atau mengidentifikasi benda yang ada dalam suasana gelap gulita.

Kecepatan robot dalam menjinakkan bom sangat tergantung dari kecepatan operator yang mengendalikannya. Bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan robot adalah aki listrik. Robot itu juga dilengkapi sabuk roda seperti yang dimiliki tank, yang membantu robot tersebut menaiki tangga tanpa harus terpeleset. Kecepatan geraknya sama dengan kecepatan jalan manusia, yaitu 3 meter per detik. "Dari jarak 6 kilometer, robot penjinak bom itu bisa dioperasikan. Jarak tersebut cukup aman untuk mendeteksi bom," ujarnya.

Prototipe robot yang diharapkan mampu membantu tugas pasukan Gegana dalam mendeteksi bom itu bisa membantu tugas polisi atau militer. Sebab, mobil robot tersebut digunakan dengan target utama untuk kepentingan pertahanan dan keamanan. (smu/isk/jpnn/iro)

terkait

Read more...

Sunday, August 2, 2009

Periskop Baru Kapal Selam

Apa yang menjadi ciri khas sebuah kapal selam? Satu hal yang pasti, kapal selam selalu ‘terkucilkan’ dari dunia luar. Tidak seperti kendaraan darat (mobil, kereta api) maupun alat transportasi udara (pesawat) dan air (kapal laut) lainnya, kapal selam selalu tak terlihat dan tenggelam di bawah permukaan air. Selain tidak terlihat, kru kapal selam pun tidak dapat melihat dunia luar.

Untung ada Fisika! Fisika menjadi ‘mata’ bagi kapal selam yang sedang berada jauh di bawah permukaan air. Bagaimana caranya? Dengan menggunakan konsep pemantulan gelombang suara yang lebih dikenal sebagai teknologi Sonar (Sound Radar). RADAR sendiri sebenarnya merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging. Teknologi radar umumnya melibatkan gelombang mikro (microwave), tetapi saat digunakan dalam air, kita dapat memanfaatkan gelombang suara biasa sehingga disebut Sound Radar (Sonar). Prinsip yang jadi kunci utama teknologi ini adalah pantulan gelombang dan sesuatu yang disebut Doppler Effect (Efek Doppler).

Jika gelombang suara (dipancarkan oleh transmitter pada kecepatan v) menumbuk suatu permukaan, gelombang itu pasti langsung dipantulkan kembali. Pantulannya ini diterima oleh alat penerima (receiver). Jika receiver yang digunakan mendeteksi adanya pantulan gelombang
yang dipancarkan tadi, itu berarti ada suatu benda yang menyebabkan terpantulnya gelombang tersebut. Jarak benda tersebut dapat dihitung dengan mudah.

Biasanya kapal selam menggunakan sebuah ‘jendela’ yang membantunya melihat keadaan sekeliling mereka sebelum mulai naik ke permukaan laut. Jendela yang juga berfungsi
seperti mata pengintip yang bisa berputar 360° ini dikenal sebagai periskop.

Tugas utama periskop adalah untuk mengintip keadaan di permukaan laut saat kapal selam masih menyelam di bawah air. Sebuah periskop yang paling sederhana memiliki dua cermin, yang satu terletak di ujung atas (berfungsi sebagai mata pengintipnya), yang lainnya terletak di dasar periskop. Cahaya yang terkumpul di cermin atas kemudian diarahkan menuju cermin di dasar periskop sehingga nahkoda kapal dapat melihat bayangan benda yang ada di depan periskop di atas permukaan laut. Seiring perkembangan teknologi, periskop kapal selam pun mengalami banyak penyempurnaan. Panjang periskop biasanya bisa mencapai 18 meter sehingga cermin tidak digunakan untuk mengumpulkan cahaya dari permukaan laut.

Periskop generasi baru ini dikenal dengan nama Photonic Mast. Photonic mast tidak menggunakan prisma dan lensa seperti di periskop biasa. Komponen-komponennya merupakan komponen elektronik canggih yang berfungsi sebagai unit sensor elektro-optik yang bisa menyediakan tampilan visual, sarana navigasi kapal, serta berbagai fungsi komunikasi lainnya. Sensor multifungsi ini terletak pada bagian yang dapat berotasi (rotating head).

Kelebihan lain desain baru ini adalah ukurannya yang sangat kecil. Periscope well yang menjadi ‘markas’ photonic mast tidak lagi menjulur dari dasar sampai sail, justru periscope well desain baru ini hanya terletak di bagian sail saja sehingga ruang kendali dapat diposisikan di bagian yang lebih luas dan tidak sempit. Dengan photonic mast, kapal selam tidak lagi ‘buta’ dan terkucilkan dari dunia. Faktor keselamatan pun dapat ditingkatkan karena canggihnya teknologi yang melingkupi kapal selam masa depan ini. (Yohanes Surya/rmb)
Read more...

PUSTAKA KITA

> MISRIADI BLOG
> OKEZONE
> GAME ONLINE FULLY
> DETIK
> BLOG TARGET
> VIVA NEWS
> DESIGN BLOG
> BIRU BLOG
> LOGO BLOG
> BLOG BASIS BAHASA
> HTML BLOG
> SENIOR BLOG PANUTAN
free counters



website design