Friday, December 18, 2009

KTT Compenhargen Sulit Kata Sepakat, Karena Masalah Negara Maju

Compenhargen Internasional (Jumat, 18/12) - Negara-negara maju (China dan AS) sangat sulit untuk mencapai kata sepakat dalam pertemuan KTT di Compenhargen, Denmark. Hal ini, para negara maju menginginkan pendekatan pengurangan emisi berdasarkan kemampuan, kesanggupan dan kesiapan masing-masing negara sendiri. Hal inilah yang menjadi sulitnya mencapai titik temu.

Alasan negara maju untuk membuat usulan pendekatan tersebut adalah " karena ekonominya sangat sulit untuk mengurangi hal emisi ". Selain itu, negara-negara maju sebelumnya tidak bisa memenuhi pengurangan emisi sesuai kesepakatan yang sudah ditetapkan. Sehingga, target-target sebelumnya menumpuk dan harus menambah target-target dengan peraturan berikutnya, inilah yang menjadi sulit negara-negara maju untuk memenuhi kata sepakat di KTT Compenhargen.

Memang, jika diserahkan pada negara maju sangat sulit mencapai kata sepakat. Karena negara-negara maju biasanya sangat banyak memiliki Industri yang menyebakab semakin tinggi pula emisi yang terjadi. Jadi, sangat sulit untuk dapat menurunkan suhu bumi di bawah 2 derajat celsius.

Alasan lain negara maju mengusulkan untuk membuat keputusan berdasarkan pendekatannya adalah " karena ekonominya sangat sulit untuk mengurangi hal emisi tersebut". Negara maju sangat bergantung pada Industri untuk memenuhi pertumbuhan ekonominya.

Sebaliknya, negara-negara maju berjanji akan membiayai negara-negara miskin dan berkembang (Indonesia) terkait untuk pengurangan emisi.

Kekhawatiran yang terbenak, negara maju terus melakukan pembangunan ekonomi dan menumbuhkan berbagai Industri. Senantiasa negara berkembang (Indonesia) tidak bisa menumbuhkan ekonominya di bidang Industri, karena tertekan dengan peraturan emisi.

Semoga, dengan diputuskannya kesepakatan KTT nanti, diharapkan semua mampu menerapkan kesepakatan bersama itu secara intentif sesuai komitmen rapat. Jangan Indonesia saja yang menuruti kesepakatan itu, tapi semua negara!!!.

Ditulis Oleh : Misriadi Mahdi

Read more...

Budiono dan Sri mulyani tidak perlu non aktif

Compenhargen (Jumat, 18/12) - Pada malam ini SBY menanggapi issu mengenai perlu atau tidaknya penonaktifan Srimulyani dan Budiono langsung dari compenhargen.

SBY mengatakan, bahwa Wakil Presiden Budiono dan Menkeu Srimulyani tidak perlu non aktif, selagi masih bisa memenuhi pemanggilan Pansus tersebut.

Sebelum melakukan konnfrensi pers, SBY juga terlebih dahulu meminta perndapat kedua orang tersebut terkait ” apakah mereka menyanggupi dan tetap bisa melakukan tugasnya secara kooporatif. Keduanya mengatakan, menyannggupi untuk menjalankan kedua-duanya dan sanggup memenuhi pemanggilan Angeket Pansus Century.

Istilah non aktif atau pemberhentian sementara itu sama saja melanggar Undang-undang, karena di dalam undang-undang hanya mengatur tentang pemberhentian dan pengangkatan. Dalam UU no 39 tentang Kementrian Negara, seorang baru dapat diberhentikan jika dalam status terdakwa, sebaliknya kedua terkait tidaklah dalam artian tersebut, dalam penggunaan hak angket.

SBY mengatakan Budiono dan Srimulyani tidak perlu non-aktif, selagi bisa menjalankan tugas keduanya dengan baik. Hal ini mendasar, karena kegitan Negara tidak boleh terganggu. Kegiatan 100 hari harus berjalan jika tidak, berarti dapat mengganggu kepentingan rakyat.

Demi tegaknya institusi dan bernegara, sehingga tidak mau ada hal-hal yang dapat merusak tatanan bernegara.Semua itu harus diterapkan berdasarkan rule yang ditetapkan jika memang mau menerapkan kematangan dalam berdemokrasi.

SBY berharap, Pansus harus bisa objektif, rasional dan dapat menjalankan tugasnya. Semua itu, hendaknya Pansus harus bisa bersikap proporsional dan akuntabel dan semua harus bisa dipertanggungjawabkan.

Budi dan Sri mulyani tidak perlu non aktif, selagi bisa menjalankan tugasnya. Agar Negara ini bisa menuju masa depan yang lebih baik.

Ditulis Oleh : Misriadi Mahdi



Read more...

Indonesia Gagal Target Emas

Laos Internasional - (Jumat,18/12) Andi Malarangeng, Menteri Olahraga mengatakan " Indonesia prediksi emas sekitar 60-an emas dan masuk jejeran 3 besar dalam Sea Games di Laos. Namun, Indonesia hanya mampu meraih 43 emas, walaupun berhasil menduduki target 3 besar.

Indonesia dulunya selalu menjadi negara yang ditakuti di Sea Games. Karena keberhasilan Indonesia selalu memboyong medali emas yang memuaskan. Namun, keterpurukan Indonesia berawal sejak Sea Games yang diadakan di Filipina. Ketika itu, Indonesia hanya mampu menduduki jejeran 5 besar.

Andi juga menambahkan, Indonesia harus mampu menjadi juara umum sekaligus menjadi target pada kesempatan tuan rumah di 2011 nanti.

Oleh karena itu, KONI akan terus berada paling depan untuk memberi dukungan dan perhatian terhadap atlet-atlet Indonesia.

Ditulis Oleh : Misriadi Mahdi
Read more...

PUSTAKA KITA

> MISRIADI BLOG
> OKEZONE
> GAME ONLINE FULLY
> DETIK
> BLOG TARGET
> VIVA NEWS
> DESIGN BLOG
> BIRU BLOG
> LOGO BLOG
> BLOG BASIS BAHASA
> HTML BLOG
> SENIOR BLOG PANUTAN
free counters



website design