Dengan kemajuan dunia globalisasi dan teknologi, maka berdampak pula pada peradaban bangsa ini, tak terkecuali para pemuda Indonesia. Dengan perubahan peradaban inilah terkadang kita larut dan malas untuk berpikir serta tidak respeknya akan lingkungan sekitar kita.
Dengan kemajuan teknologi pula, menjadikan para pemuda Indonesia menjadi manusia autis. Memang miris terkadang kita sebagai pemuda-pemudi Indonesia dinobatkan sebagai manusia autis alias manusia cacat mental. Dalam artian autis yang dihubungkan dalam permasalahan perubahan peradaban ini adalah “ manusia yang membentuk dunia sendiri”, asik dengan lingkupan tertentu.
Terkadang kita betah menghabiskan waktu kita 24 jam di depan Laptop, hp, computer, atau fasilitas yang menunjang kita melakukan akses jejaring social.
Yang menjadi permasalahan sekarang adalah menjadikan kita larut dengan jejaring social itu semua. Sebut sajalah Facebook, frienster, twitter, bing, space, socialgo atau jejaring social lainnya. Sakin asiknya, bahkan ke kamar mandi lagi boker pun bawa balckbary untuk mengakses jejaring social itu. Lebih ekstrimnya bangun tengah malam bahkan tidak tidur untuk menunggu runtaian komentar-komentar yang mungkin menimba wall dan pic yang ada di jejaring social.
Namun terkadang ada yang terlupakan. Diantara banyak dampak negative, perubahan peradaban itu adalah kita lupa akan lingkungan sekitar. Ketika makan malam bersama keluarga, tak lagi ada suatu kehangatan dan kenikmatan makan malam, karena tangan sebelahnya sibuk memencet-mencet hanpone untuk mengakses jejaring social, senantiasa ibu, adik, kakak, atau keluarga tidak dipandangi lagi, asik dengan ke-autisan dirinya.
Lebih sering dilihat lagi, di dalam oplet/angkot, bis, atau tempat-tempat umum, tak ada lagi tegur sapa sesama manusia. Semua hal yang biasa menjadi budaya ramah yang menyelimuti pemuda-pemudi Indonesia ini tak ada lagi, karena asik dengan hp nya, tak ada lagi senyum kepada sesame masyarakat, tak ada lagi beramah tamah. Senantiasa hal sebaliknya dilakukan sibuk bersosial di jejaring social, yang terkadang tidak tau mau melakukan apa, selain berharap menunggu komentar-komentar rekannya yang sesame autis.
Nah dari sini saya selaku penulis “ Misriadi”, saya hendak menyampaikan ini secara proporsional, secara lebih membangun. Kita boleh bersosial, mungkin dengan rekan lama, dengan teman, ataupun teman baru, tapi semoga kita tidak lupa dengan budaya kita untuk juga bersosial, sifat tegur antar sesame, dalam kenyataan lingkungan bermasyarakat, itu semua bisa kita terapkan kalau tidak mau dibilang autis. Mungkin saya juga tidak munafik, asik dengan jejaring social, namun kita hendaknya saling mengingatkan, dan ada bagian yang telupakan.
Kemajuan dan perubahan peradaban tak selamanya negative, inilah bagian yang kita dukung. Misalnya berbagi informasi, pengetahuan, motivasi, atau lebih hebatnya kita bisa bersuara untuk memberi kritik buat pemerintah, buat teman, yang semuanya itu untuk kemajuan bersama. Hendaknya kita lakukan secara proporsional, lebih tepatnya berimbang. Jangan hanya menjadikan jejaring yang tak bermanfaat, tapi upayakanlah sesuatu yang bermanfaat. Dalam tanda kutip jejaring juga membantu untuk mengekspresikan diri (positif), mengungkapkan perasaan, pikiran, refreshing dan terkadang hal-hal yang bisa menjadi sesuatu lebih bermanfaat.
Kemajuan globalisasi akan secara tidak kita sadari akan merubah peradaban. Inilah menjadikan dunia tanpa batas, menjadikan dunia sempit, menjadikan semua serba cepat. Namun yang perlu kita ingatkan, pandai-pandailah untuk memetik kemajuan itu.
Tepatnya besok hari merupakan hari Sumpah Pemuda Indonesia. Mari kita tepiskan apa yang dipatokkan para peneliti “ Pemuda Indonesia sudah banyak menjadi autis atau ada yang menyebutkan “Pemuda Indonesia Malas bersosial” bisa kita tampikkan bersama. Dengan cara melihat dan melakukan itu semua secara proposional.
Selamat hari sumpah pemuda. Maju terus Pemuda Indonesia, jangan pantang menyerah, jangan lupa kita bersama bisa untuk memajukan bangsa ini, jika kita mau saling mengingatkan.
SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA INDONESIA (28,10,09), semoga kita tetap bisa menjaga keutuhan bangsa ini, dengan keberagaman yang ada.
Bagi teman Facebook berita ini akan teimbuse secara otomatis. Berita ini dimuat di blog pribadi Misriadi Mahdi, untuk membaca selengkapnya klik blog pribadi saya di : http://misriadi.blogspot.com/
Ditulis Oleh : Misriadi Mahdi
No comments:
Post a Comment