Thursday, July 2, 2009

ANDI MALARANGENG RUGIKAN SBY DENGAN HEBUSAN SARA

INILAH.COM, Jakarta - Andi Mallarangeng dalam kampanye Boediono di Sulawesi Selatan mengatakan, saat ini belum waktunya orang Bugis jadi presiden. Pernyataan itu dinilai mengandung SARA karena terkesan merendahkan suku Bugis dalam kancah politik.

"Kemarin soal agama katolik yang dipermasalahkan Mallarangeng kini merendahkan suku Bugis, artinya mallarangeng itu sudah dua kali melempar isu SARA. Padahal soal agama dan suku itu merupakan hal yang dilarang dan sensitif dalam kampanye," ujar Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Musni Umar kepada INILAH.COM, Jakarta, Rabu (1/7).

Direktur Institute for Social Empowerment and Democracy (Insed) ini menyatakan, pernyataan Andi Mallarangeng yang terkesan merendahkan suku Bugis itu akan menyakiti hati orang-orang Bugis. Dan itu sangat merugikan bagi SBY di tengah panasnya suhu politik saat ini.

"Yang menentukan seseorang jadi presiden itu adalah rakyat, dan undang-undang juga mengatakan siapapun mau itu orang Jawa, orang Bugis atau suku apapun punya hak untuk dipilih dan memilih. Tidak sepantasnya Mallarangeng itu mengatakan seperti itu," ungkap Musni.

Dalam kampanye di Sulawesi Selatan, Boediono didampingi Andi Mallarangeng dan Rizal Mallarangeng. Saat orasi, Andi menegaskan, saat ini belum waktunya bagi orang Bugis menjadi pemimpin nasional. "Lalu kapan anak Sulawesi Selatan? Ada waktunya. Tapi saat ini yang terbaik adalah SBY-Boediono," kata Andi.

Sikap SARA Mallarangeng 'ancam' SBY

JAKARTA - Elektabilitas SBY kini mulai terancam dengan manuver-manuver yang dilakukan Mallarangeng bersaudara. Setelah menghembuskan isu agama Katolik istri Boediono, Herawati, kini Andi Mallarangeng meremehkan suku Bugis.

"Apa yang dilakukan Mallarangeng itu kontra produktif dengan SBY-Boediono yang santun dan tidak arogan. Bisa jadi kalau SBY kalah, Mallarangeng bersaudara itu punya andil dalam kekalahan itu," kata sosiolog dari Universitas Indonesia (UI), Musni Umar, hari ini.

Musni mengatakan, saat ini Mallarangeng terlihat tidak menjaga kebhinekaan yang ada di Indonesia dengan munculnya pernyataan yang meremehkan suku Bugis dan mempermasalahkan agama istri Boediono. Dan cara seperti itu, selain akan merugikan citra SBY-Boediono, juga sangat bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang ada.

Direktur Institute for Social Empowerment and Democracy (Insed) ini mengatakan, gaya bicara Mallarangeng bersaudara itu tidak cocok dengan suasana ke-Indonesiaan yang penuh dengan kesantunan. "Kalau saya bandingkan, gaya Anas Urbaningrum itu lebih baik dan lebih cocok dengan gaya SBY dari pada Mallarangeng bersaudara itu," ungkap Musni.

No comments:

PUSTAKA KITA

> MISRIADI BLOG
> OKEZONE
> GAME ONLINE FULLY
> DETIK
> BLOG TARGET
> VIVA NEWS
> DESIGN BLOG
> BIRU BLOG
> LOGO BLOG
> BLOG BASIS BAHASA
> HTML BLOG
> SENIOR BLOG PANUTAN
free counters



website design