Wednesday, June 10, 2009

Buku Digital Sudah Warna-warni

HOME
FUJITSU FLEPia menjadi satu-satunya e-reader yang memiliki layar warna pada saat ini. Industri e-reader pun diperkirakan akan bertumbuh pesat hingga tahun 2012.Raksasa teknologi Jepang Fujitsu Ltd terjun ke industri e-reader, yaitu gadget yang memiliki fungsi khusus untuk menampilkan buku digital. Di industri tersebut, Fujitsu bersaing dengan Sony Corp dan Amazon Inc. Sebagai pemain baru, Fujitsu ternyata mampu langsung menggebrak industri itu.

Guna menumbangkan dominasi e-reader produksi Sony dan Amazon, Fujitsu merilis e-reader yang memiliki layar pertama dunia. Hingga saat ini, e-reader produksi Sony dan Amazon memang masih menggunakan layar hitam-putih. E-reader produksi Fujitsu tersebut diberi nama FLEPia. Berdimensi 158 x 240 x 12,5 mm, FLEPia memiliki bobot 385 gram.

Guna meningkatkan kenyamanan pengguna dalam membaca buku digital, Fujitsu membekali FLEPia dengan layar 8 inci. Layar itu mampu menampilkan hingga 260.000 warna dalam resolusi tinggi. Dalam industri, FLEPia tidak hanya menjadi satu-satunya e-reader yang memiliki layar warna.

Namun, FLEPia juga menjadi e-reader yang memiliki layar paling besar. Para pesaing, yaitu Sony Reader PRS-700 dan Amazon Kindle 2, hanya dilengkapi layar berukuran 6 inci. Namun, ukuran layar FLEPia versi final ini sesungguhnya lebih kecil daripada ukuran layar prototipe FLEPia yang diperkenalkan Fujitsu pada Mei 2007 silam.

Pada saat itu, prototipe FLEPia memiliki layar 12 inci dan berkemampuan layar sentuh. Fujitsu tidak menjelaskan mengapa ukuran layar FLEPia diperkecil. Kemungkinannya, Fujitsu memangkas ukuran layar FLEPia untuk menekan harga sekaligus memangkas konsumsi listrik FLEPia. Sebab, layar yang lebih besar tentu lebih boros listrik sehingga baterai harus lebih sering diisi ulang.

Pada FLEPia versi final, Fujitsu mempertahankan fitur layar sentuh agar FLEPia mampu menandingi PRS- 700, yang juga dilengkapi layar sentuh, kendati tidak berwarna. E-reader yang lain, yaitu Kindle 2, tidak dilengkapi layar sentuh dan hanya memiliki warna hitam-putih. Tidak hanya pada layar, dari segi konektivitas pun FLEPia juga lebih mumpuni daripada pesaing.

Sebab, FLEPia dilengkapi konektivitas nirkabel Bluetooth dan Wi-Fi. Tentu tidak lupa konektivitas kabel USB. Dengan ragam konektivitas itu, pengguna FLEPia menjadi lebih leluasa memasukkan (download) buku digital ke dalam e-reader tersebut. Sebagai perbandingan, PRS-700 hanya dilengkapi konektivitas kabel USB, tanpa konektivitas nirkabel apa pun.

Sementara Kindle 2 hanya dilengkapi konektivitas seluler EVDO/CDMA untuk menghubungkan diri dengan internet, dan USB untuk berkomunikasi dengan komputer. Fujitsu mengungkapkan, baterai FLEPia mampu beroperasi mandiri hingga 40 jam, sebelum harus diisi ulang.

Dalam FLEPia, pengguna pun dapat menyimpan hingga 5.000 buku yang masing-masing berketebalan 300 halaman. Buku digital dalam jumlah besar itu dapat disimpan dalam kartu memori SD card 4 GB melalui slot ekspansi memori FLEPia. Dari sisi memori, FLEPia kalah dari PRS-700. Sebab, PRS-700 mampu menampung ekspansi memori hingga 32 GB dengan kartu memori SDHC.

Namun begitu, FLEPia masih unggul dibandingkan Kindle 2 karena e-reader Amazon itu hanya dilengkapi memori internal 2 GB, tanpa ekspansi sama sekali. Pada saat ini, Fujitsu baru memasarkan FLEPia di Jepang. Harganya berkisar USD1.000 per unit.

Kendati harga FLEPia terbilang sangat mahal karena PRS-700 hanya berharga USD400 per unit dan Kindle 2 berharga USD360 per unit, Fujitsu yakin FLEPia akan sukses berkat fitur-fiturnya yang lebih tinggi daripada pesaing.

Fujitsu menargetkan, FLEPia akan terjual paling sedikit 50.000 unit dalam dua tahun mendatang. Volume target yang terbilang kecil itu menegaskan bahwa Fujitsu hanya membidik segmen kelas atas dengan FLEPia. Ini mirip dengan model bisnis notebook Fujitsu yang hanya dibidikkan ke kelas atas.

Di segmen kelas atas, produsen memang hanya mampu menjual unit lebih sedikit. Namun, produsen berpotensi mampu menuai keuntungan lebih besar daripada produk kelas menengah dan pemula. Itu karena produk kelas tersebut menjanjikan margin laba lebih tinggi. Firma riset iSuppli Corp memperkirakan, industri e-reader global akan bertumbuh pesat hingga beberapa tahun mendatang.

iSuppli mengungkapkan, pada 2007 industri e-reader global hanya mampu menuai pendapatan USD3,5 per tahun. Namun, iSuppli menegaskan, industri tersebut akan mampu memperoleh pendapatan USD291 juta per tahun pada 2012. Namun begitu, e-reader bukan tidak punya pesaing. Pada saat ini, pesaing terbesar e-reader adalah smartphone dan PMP (portable media player).

Pada awal bulan ini, Amazon bahkan merilis software yang memungkinkan pengguna iPhone dan iPod produksi Apple Inc untuk membaca buku-buku digital untuk Kindle 2. Amazon sadar, langkah ini bisa mematikan penjualan Kindle 2 karena konsumen yang sudah memiliki iPhone atau iPod tidak perlu lagi membeli Kindle 2.

Namun, pada saat yang sama, Amazon berharap penjualan buku-buku digitalnya akan meningkat. Pada masa mendatang, e-reader mungkin akan bersaing sengit pula dengan MID (mobile internet device). Sebab, dengan MID, pengguna bisa membaca buku digital pada layar yang sama besar dengan e-reader sekaligus menikmati fungsi internet dan komunikasi.

iSuppli memperkirakan, penjualan MID di dunia akan meningkat hampir delapan kali lipat hingga 2012. iSuppli mencermati, pasar MID global sesungguhnya mulai bertumbuh pada 2007. Pada saat itu penjualan MID global mencapai 53,8 juta unit. Karena popularitas MID terus meningkat, iSuppli memperkirakan, pada 2012 penjualan MID global akan mencapai sekitar 416 juta unit. (sindo//jri)

No comments:

PUSTAKA KITA

> MISRIADI BLOG
> OKEZONE
> GAME ONLINE FULLY
> DETIK
> BLOG TARGET
> VIVA NEWS
> DESIGN BLOG
> BIRU BLOG
> LOGO BLOG
> BLOG BASIS BAHASA
> HTML BLOG
> SENIOR BLOG PANUTAN
free counters



website design