JAKARTA, KAMIS – Tabulasi SMS KPU di kabarkan berhenti karena suara SBY-Boediono di bawah 50%. Kabar yang beredar melalui SMS itu dianggap Partai Demokrat sebagai upaya dari pihak tertentu yang ingin membuat resah masyarakat yang menunggu hasil final KPU.
“Yang pertama, kalau kita menanggapi hal itu perlu diklarifikasikan dulu. Kalau tidak ada bukti dan yang bersangkutan tidak bisa membuktikan sumbernya, maka saya menduga ada pihak yang ingin membuat resah hasil penghitungan final KPU,” ujar Ketua DPP Partai Demokrat, Roy Suryo, Kamis (16/7).
Pakar telematika ini mengatakan, saat ini ada kelemahan sistem yang harus dievaluasi bersama semua pihak yang terkait termasuk KPU dan Bawaslu bersama para tim kampanye kandidat. Seharusnya, tabulasi nasional yang dimiliki KPU itu berdasarkan real count yang meliputi semua titik dan sesuai perjalannya waktu suara.
“Saya menduga ada kemungkinan juga itu benar, tapi perlu dilihat, real count KPU itu tidak mencerminkan keseluruhan dari TPS seluruhnya. Kemungkinan titik yang sudah mengirimkan SMS menjadi titik atau basis dari salah satu kandidat. jadi itu tidak merata dan tidak merepresentasikan suara akhir KPU,” jelasnya.
Roy juga mengimbau agar Masyarakat tidak perlu terganggu dengan rumor atau isu-isu yang tidak jelas. “Sebaiknya kita sama-sama saja menunggu hasil resmi penghitungan manual KPU,” pungkasnya.
Sebelumnya, tersiar kabar perolehan suara SBY ternyata di bawah 50%. Kabar yang menunjukkan pilpres akan berlangsung dua putaran itu beredar melalui SMS-SMS. Beginilah bunyi SMS itu, “Kenapa tabulasi KPU dihentikan? Info dari YD peneliti IFES, karena dilarang dipublikasikan tabulasi akhir yaitu: SBY-BUDI: 47,32%, MEGA-PRO: 32,15%, JK-WIN: 20,53%.”
Sementara itu, tabulasi nasional KPU per 9 Juli 2009 teklah di tutup. Dari data yang ditayangkan sebanyak 18.908.132 suara, perolehannya adalah Megawati-Prabowo sebanyak 5.402.076 (28.57%), SBY-Boediono sebesar 11.658.098 (61.66%) dan JK-Wiranto sebanyak 1.847.958 (9.77%).
Read more...