Compenhargen Internasional (Jumat, 18/12) - Negara-negara maju (China dan AS) sangat sulit untuk mencapai kata sepakat dalam pertemuan KTT di Compenhargen, Denmark. Hal ini, para negara maju menginginkan pendekatan pengurangan emisi berdasarkan kemampuan, kesanggupan dan kesiapan masing-masing negara sendiri. Hal inilah yang menjadi sulitnya mencapai titik temu.
Alasan negara maju untuk membuat usulan pendekatan tersebut adalah " karena ekonominya sangat sulit untuk mengurangi hal emisi ". Selain itu, negara-negara maju sebelumnya tidak bisa memenuhi pengurangan emisi sesuai kesepakatan yang sudah ditetapkan. Sehingga, target-target sebelumnya menumpuk dan harus menambah target-target dengan peraturan berikutnya, inilah yang menjadi sulit negara-negara maju untuk memenuhi kata sepakat di KTT Compenhargen.
Memang, jika diserahkan pada negara maju sangat sulit mencapai kata sepakat. Karena negara-negara maju biasanya sangat banyak memiliki Industri yang menyebakab semakin tinggi pula emisi yang terjadi. Jadi, sangat sulit untuk dapat menurunkan suhu bumi di bawah 2 derajat celsius.
Alasan lain negara maju mengusulkan untuk membuat keputusan berdasarkan pendekatannya adalah " karena ekonominya sangat sulit untuk mengurangi hal emisi tersebut". Negara maju sangat bergantung pada Industri untuk memenuhi pertumbuhan ekonominya.
Sebaliknya, negara-negara maju berjanji akan membiayai negara-negara miskin dan berkembang (Indonesia) terkait untuk pengurangan emisi.
Kekhawatiran yang terbenak, negara maju terus melakukan pembangunan ekonomi dan menumbuhkan berbagai Industri. Senantiasa negara berkembang (Indonesia) tidak bisa menumbuhkan ekonominya di bidang Industri, karena tertekan dengan peraturan emisi.
Semoga, dengan diputuskannya kesepakatan KTT nanti, diharapkan semua mampu menerapkan kesepakatan bersama itu secara intentif sesuai komitmen rapat. Jangan Indonesia saja yang menuruti kesepakatan itu, tapi semua negara!!!.
Ditulis Oleh : Misriadi Mahdi