BAB I
ANALISIS HAZOP
“ SISTEM PEMADAM KEBAKARAN “
1.1 Pengertian Hazop
HAZOP adalah sebuah metode yang dikembangkan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi keselamatan dan bahaya di dalam sebuah process plant serta untuk mengidentifikasi permasalahan operasional yang dapat membahayakan plant untuk mendapatkan produktivitas desain.
Jika di-break-down, maka HAZOP akan memiliki dua komponen kata yaitu Hazard dan Operability, yang keduanya didefinisikan sebagai berikut :
Hazard : Semua operasi yang dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya sebuah bencana misalnya menyebarnya racun, bahan-bahan kimia yang mudah meledak atau semua tindakan yang dapat menyebabkan luka pada personel (manusia).
Operability : Semua operasi dalam kerangka desain yang akan menyebabkan system shutdown yang dapat mengarah pada pelanggaran lingkungan, peraturan kesehatan dan keselamatan atau berdampak buruk pada keuntungan (profit).
HAZOP dikembangkan pada awal tahun 1970 oleh Imperial Chemical Industries Ltd. (ICI). Adapun tujuan dari HAZOP adalah untuk memberikan review secara seksama pada suatu proses atau operasi di dalam sebuah system untuk mengidentifikasi penyimpangan yang dapat mengarah pada konsekuensi yang tidak diinginkan.
HAZOP biasanya menggunakan kata petunjuk (guidewords) yang dikombinasikan dengan parameter proses untuk mengidentifikasi :
- Deviation
- Causes
- Consequences
- Safeguards
- Recommendations
Pengertian dari istilah-istilah diatas adalah sebagai berikut :
- Deviation : Suatu kondisi di dalam proses yang menyimpang dari kondisi operasi normal.
- Causes : Penyebab terjadinya penyimpangan (deviation). Satu deviasi dapat disebabkan oleh beberapa Causes.
- Consequences: Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya deviation. Beberapa konsekuensi dapat diakibatkan dari satu penyebab (cause), atau sebaliknya, satu konsekuensi dapat memiliki beberapa penyebab.
- Safeguards : Fasilitas yang dapat membantu mengurangi frekuensi terjadinya deviasi atau untuk mencegah konsekuensi yang dapat timbul.
Ada 5 tipe Safeguard, yaitu :
1). Fasilitas yang dapat mengidentifikasi deviasi, misalnya inspeksi oleh operator, alarm instrumentasi, deteksi operator manusia.
2). Fasilitas yang dapat mengurangi deviasi, misalnya sistem kontrol otomatis yang dapat mengurani pegisian suatu tangki dalam kasus overfilling.
3). Fasilitas untuk mencegah terjadinya deviasi, misalnya lapisan inert gas di dalam tangki pemyimpanan flammable substances.
4). Fasilitas yang dapat mencegah meluasnya deviasi, misalnya pengontrolan unit-unit proses dengan menggunakan logical computers.
5). Fasilitas yang dapat menghilangkan bahaya deviasi dalam sebuah proses, misalnya pressure safety valve (PSV) dan vent systems.
- Recommendation : Aktivitas yang diidentifikasi selama study HAZOP sebagai follow-up dari hasil evaluasi HAZOP. Recomendasi bisa berupa technical improvement pada desain, modifikasi pada gambar dan deskripsi proses, pengembangan perhitungan prosedural atau pengkajian study lebih lanjut.
- Guidewords : Kata pendek untuk memberikan gambaran dari deviasi yang terjadi. Biasanya menggunakan kata-kata petunjuk : No, More, Less, As well as, Part of, Other than dan Reverse.
1). No or Not : tidak ada sama sekali (complete negation), misalnya No flow to reactor.
2). More : peningkatan kuantitatif, misalnya More flow to reactor.
3). Less : penurunan kuantitatif, misalnya Less flow to reactor.
4). As well as : peningkatan kualitatif (terjadi aktivitas yang sama), misalnya Other valves closed at the same time.
5). Part of : penurunan kualitatif (hanya beberapa tujuan dari system yang tercapai), misalnya Only part of the system is shuts down.
6). Other than : terjadi sesuatu yang lain, misanya Another material besides reactants in the reactor atau liquid in the gas piping.
7). Reverse : perlawanan logis, misalnya Reverse flow into the reactor.
- Parameter : Parameter yang relevan dengan kondisi dari proses, misalnya
pressure, temperature, compotition, dll.
- Node : Lokasi spesifik dalam system/proses yang mana deviasi akan
dievaluasi, misalnya separator, filter, pompa, compressor dan
sambungan pipa dengan peralatan.
1.2 Prosedur Analisa Hazop
Prosedure analisa HAZOP adalah sebagai berikut :
1). Mendefinisikan system.
2). Membagi sistem ke dalam sub-sistem atau membagi komponen berdasarkan fungsinya.
3). Memilih dan mempelajari node (misalnya saluran pipa, tangki/bejana bertekanan, pompa, operating instruction).
4). Menentukan parameter proses.
5). Mengunakan guidewords.
6). Mengidentifikasi penyebab terjadinya deviasi.
7). Mengevaluasi konsekuensi.
8). Memberikan rekomendasi.
BAB II
ANALISA SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
Adapun komponen yang terdapat pada system pemadam kebakaran
- Sea water suction
- Motor
- Fire Pump
- Sprinkle Pump
- Spreyer
- Hidropore
- Foam Tank
- Hidrant
2.1 Mendefinisikan Sistem Kebakaran
Kebakaran di kapal adalah hal yang perlu mendapatkan perhatian yang besar, karena hal ini menyangkut keselamatan orang maupun barang yang dibawa, serta kapal itu sendiri.Dengan berdasar pada hal diatas maka perlu adanya pembahasan tentang pencegahan kebakaran dan bagaimana mengatasi kebakaran jika hal tesebut benar-benar terjadi.Pembahasan kita akan dibagi menjadi dua bagian besar yaitu fire preventing dan fire fighting.
2.1.1 Pemicu Kebakaran
Kebakaran adalah bahaya yang dapat terjadi di tengah lautan. Kebanyakan kebakaran terjadi disebabkan oleh faktor kelalaian atau kecerobohan. Kebakaran dapat terjadi karena adanya 3 faktor yaitu:
1. Zat yang terbakar.
2. Sumberpenyalaan.
3. Adanya oksigen yang berasal dari udara.
Katiga faktor tersebut sering disebut dengan segitiga api. Dengan memindahkan salah satu dari ketiganya, maka bahaya kebakaran dapat dihindari. Kebakaran dapat diklasifikasikan menurut tipe material yang beraksi sebagai bahan bakar. Klasifikasi tersebut digunakan sebagi pencegahan dan mengurangi bahaya kebakaran. Adapun klasifikasi yang digunakan adalah A, B, C, D, dan E.
Untuk kelas A; api membakar kayu, fiberglass dan alat-alat furniture.
Kelas B; api membakar minyak pelumas dan bahan bakar.
Kelas C; api membakar bahan bakar gas seperti lpg.
KelasD; api membakar logam yang mudah terbakar seperti magnesium dan aluminium.
Kelas E; api membakar benda yang disebutkan diatas dengan tegangan listrik yang tinggi.
2.2 Analisa Beberapa Kemungkinan Penyebab Kebakaran
Terjadinya kebakaran dikapal dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, sebagai contoh adalah :
- Alarm dan detector tidak berfungsi
- Kenaikan temperature pada ruang yang berdampingan dengan bunker (sekat kapal yang terlalu panas)
- Sistem ventilasi yang kurang sempurna
- Terjadinya aliran pendek / short circuit yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan pemasangan kabel-kabel listrik
- Buruknya isolasi listrik
- Adanya kebocoran minyak bakar dan diikuti pemicu kebakaran (segitiga api)
2.3 LANGKAH USAHA MENGATASI KEBAKARAN
· Detection
· Alarm
· Control
1. Detection
Digunakan fire detection dengan tujuan untuk mendeteksi kebakaran secepatnya. Unsur-unsur yang dideteksi adalah:
· Asap
· Nyala api
· Panas/temperatur
Yang termasuk dalam detektor yaitu:
1. Smoke detector.
Diletakkan pada : Ruang mesin.
Ruang akomodasi.
Ruang muatan
2. Flame detector.
Diletakkan pada kamar mesin. Digunakan untuk mendeteksi infra merah atau sinar ultraviolet.
3. Haet detector.
Pendeteksian atas ekspansi fluida dan bimetal.
Dipakai pada galley dan loundry.
2. Alarm
Berfungsi karena fire detector. Ditempatkan pada kamar mesin dan geladak.
3. Control
Secara umum dibedakan menjadi:
· Portable (kecil).
- Soda acid/acc/klas a.
- Foam-chemical/klas b
- Foam-mechanical/klas b
- Carbon diokside/klas b,c.
- Dry powdwer/klas b, c.
· Permanen (besar/komplek)
- Pemadam dengan air laut (utama)/klas a, b, (hydran)
- Automatic water spray
§ Sprinkler system
§ Sprayer system
- Foam system
- Co2 floading
2.4 PROSES PENILAIAN RISIKO
Langkah 1 : Menilai KEMUNGKINAN berlakunya kerusakan
Nilai | Kemungkinan | Keterangan |
1 | Sangat Tinggi | Kesalahan hampir tidak dapat dihindarkan, paling berkemungkinan berlaku. |
2 | Tinggi | Kesalahan terjadi seringkali. |
3 | Sederhana | Kesalahan kadang-kadang dialami, teitapi tidak dalam kadar yang tinggi. |
4 | Rendah | Kesalahan terasing yang boleh berlaku secara tipis. |
5 | Sangat Rendah | Hanya kesalahan terasing, tidak berlaku dalam beberapa tahun. |
6 | Tipis | Kesalahan tidak pernah berlaku. |
a. Alarm
Baik pada perusahaan ataupun di dalam kapal seringkali tidak berfungsinya alarm. Hal ini diakibatkan kesalahan awak kapal atau pekerja yang sering mematikan smoke detektor (pendeteksi asap) di beberapa ruangan,dengan tujuan agar mudah untuk merokok dan bersantai. Sehingga batasan untuk ruang rokok lebih luas. Akibat kesalahan fatal ini, begitu ada asap yang timbul oleh kebakaran, ternyata detector dan alarm tidak berfungsi. Kebakaran baru diketahui setelah api sulit dikedalikan.
SMOKE SETECTOR INFRA-RED FLAME DETECTOR
Detektor
Tabel : Analisa Detektor, Alarm, dan Pengontrolan.
Komponen | Keadaan | Kesalahan | Solusi | |||
Alarm & Detektor | berfungsi | Tidak berfungsi | awak | peralatan | Harus memperingatkan secara tegas (komponen fital) | |
Lokasi Alarm | tepat | tidak | Desain letak | Jenis deteksi | Harus disesuaikan dengan lokasi dan deteksi | |
Alasan yang muncul | Selalu mengatakan pendeteksi sedang rusak | Lupa menghidupkan detektor | Personel/penanggung jawab | - | Pengcekan harus rutin bagi penannggung jawab. | |
Pengecekan | jarang | sering | Penanggung jawab | - | Harus bertanggung jawab,dengan menerapkan kebiasaan kerja | |
|
|
|
|
|
|
|
Ref : Begitu banyak peruusahaan yang mengalami kebakaran, dan berdalih detector dan alarm rusak. Padahal dari pengalaman, pekerja seringkali mematikan detector , agar ruang gerak dan area bebas rokok lebih luas. Jadi alat ini hanya dan baru berfungsi ketika dilakukan oleh audit yang mengeluarkan sertifikat kealayakan.
2.4 Sistem Pemadam Kebakaran
Jenis Sistem Pemadam Kebakaran
- Fire Sistem Media Air
- Fire Sistem Media Gas Innert
- Perlengkapan Portable Untuk Pemadaman Kebakaran
a. Fire Sistem Media Air
Komponen Sistem :
1. Seachest
Kerusakan pada system ini kemungkinan tertutupnya lubang seachest, maka dari itu perlu penyaringan/filter yang baik.
Konsekwensinya : melakukan pembersihan secara berkala, atau mengganti seachest yang mendukung system.
2. Katup
3. Pompa
Pada pompa terdapat beberapa bagian-bagian komponen di dalamnya, dalam bidang keandalan selalu saja bagian seal pump selalu menjadi topic perhatian. Seal ini berfungsi sebagai pengedap fluida agar tidak merembes. Kkerusakan seal dapat berakibat terjadi pengurangan tekanan dan kapasitas yang diperlukan. Jika bahan baker yang didistribusikan maka kebakaran pula yang ditimbul. Jadi seal adalah bagian kritis yang diperhatikan dalam masalah pompa.
Gambar Fire Pump Pada Sistem Kapal
Seal Pump
Analisa Pompa
Bagian | Keadaan | Pengecekan | Akibat | Solusi |
seal | Handal/tidak | Setiap operasi Ketika audit saja | Penurunan tekanan, dan kapasitas | Melakukan perioda pengecekan secara terjadwal |
Kurang kapasitas | Handal/tidak | terjadwal | Kapasitas untuk memadamkan api tidak mencukupi | Selalu menghitung kelayakan, kalau sudah tua diganti saja |
Tekanan | Handal/tidak | terjadwal | Tekanan tidak mampu mengatasi api | Selalu menghitung besarnya tekanan/masih layak atau perlu diganti |
|
4. Hydrant
Hydrant berfungsi sebagai sisi discharge dari system pemadam kebakaran yang dipasang di deck. Hydrant dirancang dapat mensuplai air dengan tekanan sedemikian rupa sehingga tekanan pada nozzle (hoses) mencapai 2,5 – 2,7 Bar, sesuai dengan syarat yang diharuskan kelas. Pemasangan Hydrant sepanjang main deck ditempatkan dengan jarak tertentu dimana panjang hoses (15-20m) dapat mengcover seluruh bagian dari deck kapal jika terjadi kebakaran.
Gambar : Peletakan Hidran di deck kapal.
Jumlah | Penempatan | Warna |
Mencukupi | Tidak tepat | Mencolok/sesuai |
Konsekwensi : sesuai dengan peraturan peletakan standar hidran pada kapal, peletakan sesuai pada tempatnya, dan tidak mengganggu akses jalan |
5. Sprinkle
Sprinkler system harus dapat bekerja otomatis pada ruangan yang dipasang yang dipasang pemercik air itu terjadi kebakaran. Selain itu pada ruang muat, kamar mesin dan kamar ketel uap, living room dan service compartment juga harus dipasang sprinkler head. Pada system ini, air akan keluar melalui corong pemercik yang meliputi area 3 sampai 4 meter.
Prinsip kerja system sprinkler :
Sprinkler head atau lubang penyemprot dari sprinkler ditutup sebuah cincin Teflon (Teflon-ring) didalamnya terdapat sebuah bola dari kwartsa yang berisi cairan yang cepat memuai. Bola kwartsa ini akan meletus karena pemuaian dari cairan didalamnya pada suhu 700C. Cincin packing yang oleh bola itu ditahan oleh lobang pipa, akan terlepas sehingga air akan menyemprot karena adanya tekanan. Sprinkler head dilengkapi dengan deflector yang membantu pemancaran air. Sprinkler ini dipasang dengan jarak masing-masing sedemikian rupa sehingga apabila terjadi kebakaran seluruh ruangan akan tersiram air.
Keuntungan Sistem sprinkler, antara lain :
· Kebakaran setempat dapat dipadamkan secara otomatis sebelum api ini menjalar.
· Air yang dibutuhkan untuk pemadaman sedikit.
· Kerusakan yang ditimbulkan oleh air jga kecil.
(Sistem sprinkler dilengkapi pula dengan tanda bahaya kebakaran / aliran signal dengan nyal lampu yang dapat menunjukkan tempat kebakaran secara otomatis.
Kondisi | Lubang penegeluaran tertutup debu | Tingkat medium | Jumlah mencukupi | Lokasi tidak pas |
Konsekwensinya : membersihkan penutup lubang sprinkle, menghitung ulang head, apa mencapai head yang diinginkan, karena pompa yang digunakan cukup tua. |
6. Foam
Foam sebagai alat pemadam akan menutupi barang yang terbakar, sehingga aliran udara terputus. Oleh karena itu diperlukan busa yang cukup tebal dan kenyal agar dapat menahan gas-gas yang timbul karena pemanasan. Menurut peraturan IMO, rasio ekpansi dari foam dengan limit 1000 : 1. Limit ini sesuai dengan peraturan karena komposisi terbesar dari foam adalah berupa udara dan mudah pecah ketika terkena api. Pada 1000:1 foam, 1 volume cairan terevaporasi dan memproduksi cukup steam untuk mengurangi prosentase oksigen pada steam / campuran udara sekitar 7,5 persen. Angka ini merupakan level normal yang disarankan untuk pembakaran, sehingga foam dapat terproduksi. Konsentrasi foam merupakan campuran dari air yang diberikan sebesar 1.5 persent dari konsentrate air dan disemprotkan pada ruang yang terbakar. Foam harus dapat dengan cepat digunakan dan memenuhi seluruh ruang untuk melindungi ruang tersebut dengan kecepatan rata-rata 1 meter/menit.
Jumlah | Rasio pencampuran | Lokasi | |
Tidak mencukupi | normal | Tidak sesuai | |
Konsekwensinya : foam harus digunakan untuk pemadaman yang sesuai dengan kelas kebakaran, jadi tidak semabarangan penempatannya. |
6. Hydrophore,
Hydrophore, disebut juga pneupress tank. Berfungsi sebagai alat untuk menyimpan tekanan udara yang digunakan untuk menekan air pada system pemadam. Dengan demikian, kerja pompa lebih ringan dan terhindar dari kemungkinan kerusakan akibat operasi yang tidak tentu.
7. Peralatan Tambahan
Potable Pemadam Kebakaran :
Jumlah portable harus mencukupi dan aksesnya mudah dijangkau, mudah dilihat oleh penumpang atau awak.
BAB III
Pengauditan Standar Perusahaan Kapal
3.1 Pengawalan (Engineering Control).
Kawalan kejuruteraan/awak adalah mengawal pencegahan bahaya dengan mengutamakan keselamatan. Ini biasanya dilakukan untuk peningkatan keselamatan. Produk yang dihasilkan mengintegrasikan ciri-ciri keselamatan. Manfaat kawalan ini mencoba mengurangkan kesalahan manusia. Misalnya, misalnya smoke detectore dimatikan demi memperluas area bebas rokok.
3.2 Pengawalan secara pengurusan (Administrative Control)
Pengawasan ini berguna untuk :
§ Pertukaran proses atau penyesuaian pekerja
Di dalam kaedah pengawasan ini proses yang lebih berbahaya ditukar dengan yang kurang bahaya.
§ Latihan
Selain daripada mengawal dan memisah hazard daripada pekerja, cara lain mengawal risiko ialah dengan melatih pekerja cara-cara mengenal pasti dan menangani hazard di tempat kerja. Latihan mengenai keselamatan dan kesehatan pekerjaan tidak perlu diasingkan daripada latihan proses kerja biasa. Sebaik-baiknya latihan ialah latihan yang melatih pekerja dengan cara kerja yang benar dan selamat. Benar di sini bermaksud melakukan kerja mengikut prosedur kerja yang ditetapkan. Pada masa yang sama pekerja dimaklumkan dan dilatih mengenai aspek keselamatan dan kesihatan pekerjaan tersebut. Latihan merupakan sebahagian daripada manfaat mengawal risiko yang berawal dari perkiraan.
§ Amalan kerja
Keselamatan dan kesehatan pekerjaan bukanlah terasing daripada proses kerja biasa. Ia harus diintegrasikan dan dijadikan amalan kerja harian. Adalah tidak memadai dengan hanya meletak tanda “Dilarang Merokok” di tempat kerja tetapi pekerja masih mencuri-curi merokok di tempat itu. Mental, sikap dan seterusnya amalan kerja selamat mesti ditanamkan dan digalakkan pertumbuhannya.
§ Pemantauan
Pemantau perlu dilakukan secara mendadak, apa hal yang diterapkan hanya dilakukan proses audit standar saja atau memang benar-benar diterapkan.
§ Pengauditan
Sama seperti pemantauan, pengauditan tempat kerja, sistem dan prosedur kerja boleh digunakan untuk mengawal risiko. Audit boleh mengesan sisihan atau hazard sebelum ia berlaku. Cadangan dan tindakan pembaikian berikutan laporan audit keselamatan dan kesehatan pekerjaan boleh mengawal risiko yang dikenalpasti. Perbezaan di antara pengauditan dengan pemantauan ialah, pengauditan dilakukan pada masa-masa atau interval masa tertentu manakala pemantauan dibuat secara berterusan di dalam satu perioda masa yang ditetapkan.
3.3 Kelengkapan perlindungan peribadi (Personal Protective Equipment)
Untuk perlengkapan pribadi bagi penyelamatan kebakaran harus benar-benar diperhatikan, agar proses pemadaman api tanpa ada rasa takut untuk menjinakkan api.
3.3 Pengajuan Perubahan Sistem
Jika dalam pengamatan hal-hal yang dapat membahaya manusia, maka peraturan/ system tersebut harus diganti sesuai peraturan yang memang disahkan.
No comments:
Post a Comment