------------------------------------------------------------------------
BAB I
Pelabuhan Tanjung Perak
1.1 SEJARAH / HIRARKI PERAN DAN STATUS PELABUHAN
Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan pintu gerbang di Indonesia, yang menjadi pusat kolektor dan distributor barang ke Kawasan Timur Indonesia, khususnya untuk Propinsi Jawa Timur. Karena letaknya yang strategis dan didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang potensial maka Pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran interinsulair Kawasan Timur Indonesia. Dahulu, kapal-kapal samudera membongkar dan memuat barang-barangnya melalui tongkang dan perahu yang dapat mencapai Jembatan Merah (pelabuhan pertama pada waktu itu) yang berada di jantung kota Surabaya melalui Sungai Kalimas. Karena perkembangan lalu lintas perdagangan dan peningkatan arus barang serta bertambahnya arus transportasi maka fasilitas dermaga di Jembatan Merah itu akhimya tidak mencukupi. Kemudian pada tahun 1875, Ir. W. de Jongth menyusun suatu rencana pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak agar dapat memberikan kesempatan kepada kapal-kapal samudera membongkar dan memuat secara langsung tanpa bantuan tongkang-tongkang dan perahu-perahu. Akan tetapi rencana ini kemudian ditolak karena biayanya yang sangat tinggi. Baru pada sepuluh tahun pertama abad ke-XX, Ir.WB.Van Goor membuat suatu rencana yang lebih realistic yang menekankan suatu keharusan bagi kapal-kapal samudera untuk merapatkan kapalnya pada kade. Dua orang ahli di datangkan dari Belanda yaitu Prof.DR.J Kraus dan G.J. de Jongth untuk memberikan suatu saran mengenai pelaksanaan rencana pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak. Setelah tahun 1910, pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak dimulai. Selama dilaksanakan pembangunan, ternyata banyak sekali permintaan untuk menggunakan kade yang belum seluruhnya selesai itu, dengan demikian maka dilaksanakanlah perluasannya. Sejak saat itulah, Pelabuhan Tanjung Perak telah memberikan suatu kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan ekonomi dan memiliki peranan yang penting tidak hanya bagi peningkatan lalu lintas perdagangan di Jawa Timur tetapi juga di seluruh Kawasan Timur Indonesia.
Dalam masa pembangunan ini, usaha-usaha pengembangan terus dilakukan oleh Pelabuhan Tanjung Perak yang diarahkan pada perluasan dermaga khususnya dermaga kontainer, perluasan dan penyempurnaan berbagai fasilitas yang ada, pengembangan daerah industri di kawasan pelabuhan, pembangunan terminal penumpang dan fasililas-fasilitas lainnya yang berkaitan dengan perkembangan pelabuhan-pelabuhan modern.
1.2 LOKASI
Pelabuhan Tanjung Perak adalah Pelabuhan Surabaya yang terletak pada posisi 112o43'22" garis Bujur Timur dan 07o11'54" Lintang Selatan. Tepatnya di Selat Madura sebelah Utara kota Surabaya yang meliputi daerah perairan seluas 1.574,3 ha dan daerah daratan seluas 574,7 ha.
WATER AREA
No. | Lokasi | Luas (M2) | Kedalaman (M/LWS) |
1. | Pelabuhan Luar | 15.556.300 | -12,0 |
2. | Pelabuhan Dalam | 784.000 | -9,6 |
GELOMBANG
Tinggi Gelombang maksimal di sekitar ambang luar 1,5 m dan di tempat berlabuh kurang lebih 0,5 m.
ANGIN
Rata-rata kecepatan angin di Pelabuhan yaitu 12 knot.
ARUS
Terdapat dua arus dominan yang terjadi di alur maupun tempat berlabuh yaitu: Arah Barat ke Timur dan dari arah Timur ke Barat. Pergantian arah terjadi setiap 6 jam dengan kecepatan maksimal 3 knot.
Area Labuh Jangkar
Bagi kapal-kapal yang akan berlabuh jangkar di dalam daerah Pelabuhan Tanjung Perak, telah ditentukan dengan posisi koordinat sebagai berikut :
No. | Keterangan | Peruntukan |
1. | Zone A | Panjang Kapal <> |
2. | Zone B | 100 M |
3. | Zone C | Panjang Kapal > 151 M |
4. | Zone D | Kapal Tongkang |
5. | Zone E | Kapal Tongkang |
1.3 ALUR PELAYARAN
Alur pelayaran barat merupakan alur utama untuk memasuki pelabuhan Tanjung Perak yang panjangnya 25 mil laut, lebar 100 meter dengan kedalaman bervariasi antara 9,7 sampai 12 meter A.R.P dilengkapi dengan 24 buoy dan Stasiun Pandu di Karang Jamuang yang siap melayani 24 jam. Alur lainnya yaitu alur pelayaran timur, yang penjangnya 22,5 mil laut, lebar 100 meter dengan kedalaman antara 2,5 sampai 5 meter A.R.P dilengkapi dengan 8 buoy.
1.4 PEMANDUAN
Pelabuhan Tanjung Perak merupakan pelabuhan wajib Pandu. Untuk itu tersedia 39 orang pandu yang terdiri dari 28 pandu laut dan 11 pandu bandar. Pandu Laut bertugas memandu kapal selama berlayar di alur dan Pandu Bandar memandu kapal untuk olah gerak dalam pelabuhan. Untuk tugas pemanduan ini, para pandu stand by di Stasiun Karang Jamuang selama 24 jam, yang dapat dihubungi melalui radio IJHV pada cannel 6- 8 - 12 - 14 dan 16. Untuk keamanan dan kelancaran olah gerak kapal di bandar, tersedia 8 kapal tunda berkekuatan 800- 2400 HP, 5 5 kapal pandu berkekuatan 350 - 960 EB' dan 6 kapal kepil berkekuatan 125 - 250 MK.
1.5 PELAYANAN AIR BERSIH
Pelayanan air bersih ( air minum) untuk kapal yang sedang tambat dilayani melalui pipa di sepanjang dermaga Jamrud Utara, Berlian Timur yang memiliki kapasitas 100 ton perjam dan di dermaga International Container Terminal ( ICT) dengan kapasitas 30 ton per jam. 3edang untuk kapal-kapal di tambatan lainnya atau direde dapat dilayani melalui 4 buah tongkang air. Total kapasitas pelayanan air minum di pelabuhan diperkirakan 1000 - 1500 ton per hari. Semua fasilitas air ini di suplay oleh PDAM ( Perusahaan daerah Air Minum ).
1.6 BUNKER
Pelayan bunker dilaksanakan oleh Pertamina melalui pipa dermaga yang terdiri dari :
Jamrud Utara : 6 tempat ( khusus MDF)
Jamrud Selatan : 5 tempat
Berlian Timur : 3 tempat
Berlian Barat : 4 tempat
Pelayanan bunker lainnya dilakukan oleh swasta melalui tongkang dan mobil tangki.
1.7 DERMAGA
No. | Nama | Panjang (M) | Kedalaman |
1. | Jamrud Utara | 1200 | -9.2 |
2. | Jamrud Barat | 160 | 160 |
3. | Jamrud Selatan | 800 | -8.0 |
4. | Perak | 140 | -7.0 |
5. | Berlian Timur | 785 | -9.0 |
6. | Berlian Barat (includes Ro-Ro terminal) | 700 | -9.5 |
7. | Berlian Utara | 140 | -4.0 |
8. | Nilam Timur | 140 | -4.0 |
9. | Mirah | 640 | -7.0 |
10. | Intan | 100 | -4.0 |
11. | Kalimas | 2270 | -2.0 |
12. | Interisland Container Terminal I | 450 | -7.5 |
13. | Interisland Container Terminal II | 450 | -8.0 |
14. | International Container Terminal II | 500 | -10.5 |
15. | International Container Terminal III | 500 | -10.5 |
| Total | 9.695 |
|
1.8 PELAYANAN KESEHATAN
Sebagai pintu gerbang pelabuhan Indonesia, Tanjung Perak juga dilengkapi dengan Rumah Sakit Pelabuhan yang memiliki kapasitas 100 tempat tidur dengan pelayanan 24 jam sehari. Rumah Sakit ini terletak di Jl. Kalianget 2 - 4 Surabaya, nomor telepon (031) 3294801 dan dilengkapi dengan peralatan kesehatan yang mamadai bagi praktek umum dan spesialis. Untuk keadaan darurat juga disediakan kamar gawat darurat, ambulan dan radio medik pada frekwensi 718.
1.9 Pemadam Kebakaran (PMK)
PMK bertujuan untuk menjaga kemungkinan timbulnya bahaya kebakaran, seperti resiko kebakaran yang menimpa material yang ada di area pelabuhan. Pelayaran ini ditujukan untuk mengantisipasi dan melindungi aset pelabuhan dan aset lain yang dimiliki oleh masyarakat umum. Karena itu disamping memberikan pelayanan terhadap para pengguna jasa pelabuhan (pelanggan), pelayanan ini juga ditujukan bagi masyarakat lain yang membutuhkan pelayanan pemadam kebakaran. Pelayanan ini bekerja selama 24 jam dan dapat dihubungi melalui telepon (031) 3291760.
1.10 Docking, Repairing and Shipbuilding
Di area Pelabuhan Tanjung Perak telah banyak disediakan berbagai macam pelayanan termasuk pelayanan docking, perbaikan kapal bahkan pembuatan kapal sekalipun. Sehingga banyak sekali beroperasi perusahaan jasa docking kapal, perbaikan, konversi kapal, dan lain-lain. Tentu saja keberadaan perusahaan ini sangat membantu dalam menunjang kelancaran operasional dan aktivitas kerja di pelabuhan.
1.11 Institusi Terkait
Di area pelabuhan juga banyak beroperasi lembaga-lembaga terkait, diantaranya adalah : Sahbandar, Imigrasi, Bea dan Cukai, Karantina, KPLP, Bank Mitra dan lain-lain.
Fasilitas Terminal
Terminal Kontainer dengan Nomor Deskripsi UTPK I UTPK II
Terminal Konvensional :
- Terminal Jamrud dengan Nomor Keterangan Jamrud Utara Jamrud Selatan Jamrud Barat (Peruntukan Samudera Penumpang antar pulau antar pulau)
- Berlian Terminal dengan Nomor Keterangan Berlian Timur Berlian Barat (Peruntukan Samudera Samudera)
- Terminal Nilam dengan Nomor Keterangan Nilam (Peruntukan Barang Curah, Barang Cair)
- Terminal Mirah dengan Nomor Keterangan Mirah (Peruntukan Antar Pulau)
- Terminal Intan dengan Nomor Keterangan Intan (Peruntukan Bongkar Minyak)
- Terminal Kalimas dengan Nomor Keterangan Kalimas (Peruntukan Kapal Layar, Kapal Fery)
- Terminal Penyeberangan dengan nomor keterangan terminal Ujung I Ujung II (Peruntukan Kapal Fery Kapal Fery)
- Terminal Penumpang dengan Nomor Keterangan Terminal Gapura Nusantara Gapura Surya (Peruntukan Economi Klas)
1.12 KESATUAN PELAKSANA PENGAMANAN PELABUHAN (KP3) TANJUNG PERAK
Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KP3) adalah Kesatuan dari unsur Kepolisian RI yang mempunyai tugas pokok membantu Administrator Pelabuhan dalam menyelenggarakan keamanan di dalam daerah Pelabuhan sepanjang mengenai tata-tertib umum dalam rangka pendayagunaan dan pengusahaan pelabuhan. Kedudukan KP3 secara taktis operasional berada di bawah Administrator Pelabuhan dan secara hirarkhis fungsional serta teknis Polisional tetap berada di bawah kesatuan induknya.
1.13 KPLP (Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Klas I Surabaya)
Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) adalah unit pelaksana teknis dibidang keamanan Pelabuhan, Bandar, Perairan Laut, Pantai dan Bantuan SAR dalam lingkungan Departernen Perhubungan. KPLP dalam tugasnya mempunyai fungsi menegakkan peraturan/ketentuan bidang Perhubungan Laut di daerah pelabuhan dan perairan bandar, melaksanakan patroli perairan dan bantuan SAR.
1.14 Distrik Navigasi Klas I Surabaya
Distrik Navigasi adalah unit pelaksana tehnis pemerintahan dibidang perambuan, penerangan pantai dan elektronika pelayaran dalam hngkungan Departemen Perhubungan yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Perhubungan Laut. Distrik Navigasi Surabaya termasuk Distrik Navigasi Klas I bettugas menyelenggarakan perambuan dan penerangan pantai, elktronika dan telekomonikasi serta mengatur penggunaan dan memelihara kapal-kapal negara.
a. Kesyahbandaran Klas I Surabaya
Kesyahbandaran adalah unit pelaksana tehnis pemerintahan dibidang kebandaran, perkapalan dan jasa maritim dalam lingkungan Departemen Perhubungan, yang dipimpin oleh seorang kepala yang disebut Syahbandar. Tugas Kesyahbandaran adalah melaksanakan penilikan kebandaran, keselamatan kapal, pengukuran dan pendaftaran kapal serta kegiatan jasa maritim.
b. Bea Cukai
Kantor Inspeksi Direktorat lendral Bea dan Cukai Tanjung Perak dengan tugas pokok memungut pajak-pajak yang tidak langsung scperti: bea masuk, bea keluar, cukai serta mencegah adanya penyelundupan pajak-pajak tersebut.
1.15 KARANTINA KESEHATAN PELABUHAN
Kantor Kesehatan Pelabuhan, sebagai unsur pelabuhan, merupakan Port Health Authority dalam daerah Pelabuhan. Oleh karenanya semua kegiatan-kegiatan di kapal dan daerah pelabuhan yang mungkin dapat berkaitan dengan kesehatan manusia, adalah merupakan tugas K.K.P untuk mengatasi, memonitor, memotivasi, mencegah dan memelihara, sehingga terjadi peningkatan-peningkatan kesehatan yang sepadan dengan aktivitas serta gerak pengembangan Pelabuhan pada umumnya. Secara singkat Kantor Kesehatan Pelabuhan mengemban tugas; menyelenggarakan pencegahan penyakit menular yang berasal dari luar pelabuhan melalui kapal laut.
IMIGRASI Tugas pokok
Kantor Resort Imigrasi Tanjung Perak Surabaya, pada dasarnya antara lain, mengawasi kedatangan dan keberangkatan orang-orang yang datang daii luar maupun yang berangkat keluar negeri melalui Pehbuhan Tanjung Perak. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya oleh Menteri Kehakiman ditunjuk sebagai salah satu pelabuhan pendaratan, dengan arli bahwa orang-orang dibolehkan berangkat/datang langsung ke dan dari luar negeri, setelah memenuhi persyaratan yang berlaku. Tugas Pengawasan dilaksanakan oleh Pejabat Pendaratan pada saat embarkasi/debarkasi penumpang kapal laut antar negara.
a. DPC INSA (Indonesian National ShipOwner Association)
Surabaya DPC INSA adalah oraganisasi perusahaan pelayaran niaga di Surabaya.
b. DPC APBMI
Surabaya Adalah Organisasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia Surabaya.
c. DPC GAFEKSI/ INFA
Adalah Organisasi Gabungan Forwarder & Expedisi di Surabaya.
d. Stasiun Karantina Hewan
Bertugas menyelenggarakan pencegahan penyakit menular terhadap hewan yang berasal dari luar pelabuhan, maupun yang akan keluar pelabuhan melalui kapal laut.
e. Balai Karantina Tumbuh-tumbuhan
Bertugas menyelenggarakan pencegahan penyakit terhadap Tumbuh-tumbuhan yang berasal dari luar pelabuhan, maupun yang akan keluar pelabuhan melalui kapal laut.
1.16 MITRA KERJA, PELANGGAN DAN PENGGUNA JASA
Kapal Liner dari dan ke Pelabuhan Tanjung Perak
No. | Agen Kapal | Grt | Frek rata-rata per bulan | Bendera |
1 | PT Samudera Indonesia | Semboku Ace 7657 | 1 | Panama |
|
| Rack Manuel 1740 | 1 | Singapura |
|
| Rickmers Teanjin 23239 | 1 | Bahama |
|
| Kobe Queen 7657 | 1 | Panama |
|
| Bandung Ace 7633 | 1 | Panama |
|
| Kochi Ace 7633 | 1 | Panama |
|
| Yuuzan 3611 | 1 | Panama |
|
| Leon 14330 | 1 | Siprus |
|
| Saint Loanis 9013 | 1 | Siprus |
|
| Oraphin 3 2951 | 1 | Thailand |
2 | PT Djakarta Lloyd | Lard Field 25695 | 1 | British |
|
| Wren Arrow 27012 | 1 | Bahama |
|
| Emu Arrow 51419 | 1 | Bahama |
3 | PT Karana Line | Asean Jumbo 12313 | 1 | Singapura |
|
| Ocean Host 29160 | 1 | Korea |
|
| Jin Shan Hai 20582 | 1 | Cina |
|
| Ubon Navee 11911 | 1 | Thailand |
|
| Alsham 14854 | 1 | Malta |
|
| Sun II 14160 | 1 | Panama |
|
| Akra Sounion 19652 | 1 | Panama |
4 | PT New Ship | Cape Nelson 15158 | 1 | Liberia |
|
| Nzol Compaigner 13911 | 1 | Liberia |
|
| Nzol Commander | 1 | Liberia |
|
| Nzol Crussader 13607 | 1 | Liberia |
|
| Nzol Challenger 12911 | 1 | Liberia |
|
| Cape York 10081 | 1 | Liberia |
|
| Cape Cappel 10800 | 1 | Liberia |
5 | PT Global Putra | Feng Qing 10365 | 1 | Cina |
|
| Gaoyang 10347 | 1 | Cina |
|
| An Tai Jiang 10800 | 1 | Cina |
6 | PT Pulau Laut | Hoegh Drake 30150 | 1 | Norwegia |
|
| Hoegh Dyke 30150 | 1 | Bahama |
|
| Attantic. S 30731 | 1 | Australia |
|
| Hoegh Minerva 30995 | 1 | Norwegia |
|
| Hoegh Duke 30061 | 1 | Norwegia |
|
| Hoegh Miranda 30995 | 1 | Norwegia |
7 | PT Andhika Line | Achmad Alfalah 15122 | 1 | Bahrain |
|
| Bright Hove 12923 | 1 | Panama |
|
| Lia 12442 | 1 | Malta |
|
| European 1144 | 1 | Panama |
8 | PT Bahtera Adhiguna | Sung Kung XI 5546 | 1 | Panama |
|
| Sung Kung VI 6363 | 2 | Panama |
|
| Sung Kung IX 5354 | 1 | Panama |
|
| Sung Kung XI 5575 | 1 | Panama |
9 | PT Arpeni | Captain George 31643 | 1 | Siprus |
|
| Kornat 1669 | 1 | Vincent |
|
| Sea Pioner 12592 | 1 | Panama |
|
| Noble Empires 14300 | 1 | Panama |
10 | PT Tirta Caraka Samudera | Karabi Navee 13442 | 1 | Panama |
|
| Sanko Rally 25676 | 1 | Liberia |
|
| Xuan Cheng 10150 | 1 | Cina |
11 | PT Bahari Haluan Samudera | Shan Furyu 495 | 2 | Honduras |
|
| Shannon Express 1424 | 2 | Honduras |
12 | PT Lian Lestari | Sopanava Inter 4250 | 1 | Balize |
|
| Sin Zhung 4271 | 1 | Singapura |
|
| Sinka 8937 | 1 | Singapura |
13 | PT Trikora Lloyd | Tabah 12733 | 1 | Panama |
14 | PT Admiral Line | Socofi Stream 4885 | 1 | Rusia |
15 | PT Hamparan Segara Niaga | Harwich Star 15279 | 1 | Vincent |
Perusahaan Bongkar Muat (PBM)di Pelabuhan Tanjung Perak
No. | Nama | Gudang | Alamat | Telepon |
1 | PT Sarana Bandar Nasional | 100 A | Jl. Jamrud 5 | (031) 329 1724 |
2 | T Adiparwa Baruna Sejahtera | 100 B | Jl. Tanjung Perak Timur 544 | (031) 329 1494 |
3 | T Garbantara Citra Bahari | 101 A | Jl. Tanjung Perak Timur 426 | (031) 329 1396 |
4 | PT Berkah Sarana Inti | 101 B | Jl. Tanjung Perak Timur 482 | (031) 329 3417 |
5 | PT Dwipahasta Jasa Perak | 102 A | Jl. Tanjung Perak Barat 5 | (031) 334 453 |
6 | PT Trijasa Dermaga Zamrud | 102 B | Jl. Teluk Lampung 2 | (031) 329 1020 |
7 | PT Ayodya Graha | 103 - 105 | Jl. Berlian 2 | (031) 329 1014 |
8 | PT Astarika Stuwarindo | 106 | Jl. Tanjung Perak Timur 400 | (031) 329 3366 |
9 | PT Bintang Upaya Samudra | 107 | Jl. Tanjung Perak Timur 494 | (031) 329 3002 |
10 | PT Adhiguna Putera | 108 | Jl. Kalimas Baru 192 | (031) 329 1180 |
11 | PT Cipta Satria Stuwarindo | 119 | Jl. Tanjung Perak Timur 512 C.10 | (031) 329 2545 |
12 | PT Mitra Dermaga Emas | 121 B | Jl. Tanjung Layar 4D | (031) 336 907 |
13 | PT Agung Jaya Prasetya | 122/ 123 | Jl. Tanjung Perak Timur 512 | (031) 329 2545 |
14 | PT Sarana Bandar Nasional | 124 | Jl. Jamrud Utara 5 | (031) 329 1724 |
15 | PT Pelita Bandar Nasional | 126 | Jl. Tanjung Perak Barat 437 | (031) 329 4237 |
16 | PT Mitra Dharma Laksana | 302 | Jl. Alon-alon Priok 27 | 031) 329 1405 |
17 | PT Tanto Karya Utama | 303 | Jl. Tanjung Perak Barat 41 | (031) 33 392 |
18 | PT Dharma Lautan Nusantara | 405 A | Jl. Prapat Kurung 2 | (031) 329 9248 |
19 | PT Catur Hasga Stuwarindo | 406 | l. Tanjung Perak Timur 564 | (031) 329 9248 |
20 | PT Tareran Permai | 500 | Jl. Tanjung Perak Timur 316 | (031) 329 3882 |
21 | PT Siantan Windu | 501 A | Jl. Rajawali 14 | (031) 335 831 |
22 | PT Tirta Sena Sejati | 501 B | Jl. Tanjung Perak Timur 104 | (031) 249 89 |
23 | PT Mitra Pasific | 503 | Jl. Karet 104 | (013) 333 989 |
24 | PT Karya Sarana Utama | 121 A | Jl. Tanjung Perak Timur 530 | (031) 329 156 |
25 | PT Bahari Sakti | 502 | Jl. Teluk Kumai Barat 102 | (031) 329 3597 |
26 | PT Mitra Dermaga Timur | 125 | Jl. Tanjung Perak Barat 2472 | (031) 329 3273 |
1.17 PT. Terminal Petikemas Surabaya
Merupakan hasil korporasi dari salah satu unit di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III, yaitu Unit Terminal Petikemas. TPS diprivatisasi pada tanggal 29 April 1999 yaitu pada saat P&O Australia Ports Ltd membeli 49% kepemilikan saham Perusahaan.
Terminal petikemas di Surabaya dibangun pada tahun 1992 yang ditandai dengan pemasangan Container Gantry Crane yang pertama pada dermaga petikemas sepanjang 500 meter. Sejak saat itu terminal telah menetapkan reputasi yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai terminal dengan biaya efektif dan mampu memenuhi kebutuhan para importer maupun eksporter di Jawa Timur dan Indonesia Kawasan Timur.
Saat ini, TPS memiliki dua dermaga, yaitu jalur dermaga sepanjang 1000 meter dengan kedalaman di kedua sisinya 10,5 meter dan jalur dermaga sepanjang 450 meter dengan kedalaman kedua sisinya 7 meter. Dermaga-dermaga tersebut dilengkapi dengan 7 Quay Crane dan 17 RTG serta bermacam-macam forklift yang diperlukan untuk penanganan petikemas.
Pada tahun 1997, disadari bahwa TPS harus melakukan pengembangan untuk memenuhi kebutuhan perdagangan yang terus meningkat, sehingga dibuat suatu program untuk memperluas kapasitas menjadi dua kali lipat dari yang sudah ada saat ini. Lapangan petikemas saat ini sedang diperluas sehingga pada akhir tahun 2000 akan memiliki daya tampung lebih dari 20.000 teus. Untuk keperluan tersebut, telah diadakan kesepakatan pembelian 4 unit Quay Crane baru dari IMPSA dan 12 unit RTG baru dari Konecranes.
Diharapkan pada akhir tahun 2001, TPS akan mampu menangani 2 juta teus petikemas per tahun. Sistem komputer baru, untuk operasional terminal dan nota rampung, dibuat oleh Realtime Business Solutions dari Sidney, Australia, menyediakan fasilitas bagi TPS maupun Shipping Line untuk melakukan dan mengetahui kondisi aktual sistem perencanaan dan pengendalian petikemas serta kemampuan untuk menggunakan teknik pertukaran data secara elektronik dan modern. Sistem ini telah beroperasi sejak Desember 1999.
Komisaris Perusahaan dan Direksi yang terdiri dari kedua pihak pemegang saham, saat ini tengah bekerja ke arah peningkatan produktivitas dan pelayanan yang lebih baik dan mengacu kepada praktik terminal terbaik di dunia. TPS merupakan salah satu dari sedikit terminal di dunia yang telah memperoleh sertifikat ISO 9002, dan sekarang tengah menuju ke arah akreditasi ISO 14000.
Perusahaan tengah membangun dasar-dasar untuk membentuk suatu organisasi yang tidak hanya mampu menyediakan tingkat pelayanan yang terjamin, namun juga berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
Kinerja staff Perusahaan merupakan hal yang penting sekali bagi keberhasilan di masa mendatang, untuk itu saat ini tengah dilakukan kegiatan pelatihan tepat guna dan pengenalan motivasi. Pelatihan di bidang teknologi komputer barupun telah dilakukan di lingkungan staff.
Untuk memastikan bahwa TPS merupakan tempat yang aman untuk bekerja, juga telah dilakukan sosialisasi Prosedur dan Kebijakan Keselamatan Kerja.
(Supported by : Badan Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi)
1.18 Informasi Umum
ALAMAT PELABUHAN
a. Alamat PELABUHAN : Jl. Tanjung Perak Timur No. 620
Kelurahan : Perak Timur
Kecamatan : Pabean Cantian
Kabupaten : Surabaya
Propinsi : Jawa Timur
Posisi : 112º 44'100” - 112º32'40” BT
7º11'50” - 70º13'20” LS
b. Status Pelabuhan : Pelabuhan komersial
c. Jenis Pelabuhan : Umum
d. Alamat : Jl. Tanjung Perak Timur No. 620
e. Kode Pos : 60165
f. Telepon : 031 3291992 - 96
g. Faximile : 031 3293994
h. Telex/VHF : -
i. S S B :
- Nama Stasiun : Stasiun Pandu Surabaya
- Frequensi (KHZ/MHZ) : 156.600 KHz / Ch. 12
j. Kelas Pelabuhan : Utama
k. Kepanduan : Wajib Pandu
l. Pelabuhan Wlayah Kerja (Wilker) : Tidak Ada
m. Anaka Perusahaan Pelabuhan : Tidak Ada
n. DUKS : 1. PT. Bogasari
o. PT. Pertamina
p. PT. Aneka Kimia Raya
1.19 PETA LOKASI PELABUHAN
1.20 PETA FASILITAS EXISTING PELABUHAN
1.21 FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN
1.21.1 TERMINAL JAMRUD
1.21.2 TERMINAL BERLIAN
1.21.3 TERMINAL NILAM
1.21.4 TERMINAL MIRAH
1.21.5 TERMINAL KALIMAS
1.21.6 TERMINAL PENUMPANG
1.21.7 TERMINAL RO-RO
1.22 FASILITAS DAN PERALATAN TERMINAL
PETI KEMAS SURABAYA
1.23 MASTER PLAN PELABUHAN
Ditetapkan oleh Keputusan Direksi PT.(PERSERO) Pelabuhan Indonesia III Nomor Kep.03/Pj.3.02/P.III-2002 tanggal 11 Januari 2002.
Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKR) & Daerah Lingkungan Pelabuhan (DLKP) seluas 5.193,92 Ha (Perairan).
1.24 PERALATAN BONGKAR MUAT
a. Kapal pandu sebanyak : 1 unit 2x380HP dan 3 unit 2x490HP
b. Kapal Tunda sebanyak : 9 unit
c. Kapal Kepil sebanyak : 2 unit 150HP dan 1 unit 240HP
d. Kapal Tongkang sebanyak : 3 unit
e. Kapal Ukur sebanyak : 1 unit 150PK
f. Crane sebanyak : 1 unit 35 ton
g. Forklift sebanyak : 1 unit 2ton, 2 unit 2,5ton, 2 unit 3ton, 1 unit
5ton, dan 2 unit 7ton
h. Head Truck sebanyak : 5 unit 40 ton
i. Chasis Combo sebanyak : 2 unit 20' dan 5 unit 40’
j. Spreader sebanyak : 2 unit 20' dan 5 unit 40’
k. Transtainer sebanyak : 2 unit 40 ton
l. Mobil PMK sebanyak : 6 unit
1.25 Data Operasional Pelabuhan Tanjung Perak
1.26 LAIN-LAIN
Instansi Terkait
Perusahaan Bongkar Muat
Perusahaan Pelayaran
1.27 Data Potensi Hinterland
1.28 KEKUATAN SUMBER DAYA MANUSIA BERDASARKAN PENDIDIKAN
1.29 KEKUATAN SUMBER DAYA MANUSIA BERDASARKAN UMUR
BAB II
Permasalahan Terkini Menyangkut Pelabuhan Perak
(Saut Gurning, Jurusan Teknik Sistem Perkapalan,
Fakultas Teknologi Kelautan ITS)
2.1 PENDAHULUAN
Luapan lumpur panas yang mengakibatkan ditutupnya pintu tol Gempol memberi dampak truk-truk muatan barang yang akan menuju ke pelabuhan Tanjung Perak Surabaya terpaksa mengeluarkan biaya lebih banyak untuk pengangkutan dan relokasi kontainer. Hal ini disebabkan oleh penutupan pintu tol Gempol yang berada di Km 43, membuat truk bermuatan seperti kontainer yang berasal dari arah Pasuruan terpaksa berputar melewati Porong untuk kemudian masuk ke gerbang tol Porong yang berada di Km 37.
Selain itu, ratusan usaha kecil menengah (UKM) dan sekitar 30 perusahaan besar di Jawa Timur menderita kerugian akibat ekspornya terhambat. Kamar dagang dan industri (Kadin) Jawa Timur pada September, 2006 menginformasikan sekitar 350 UKM yang terpukul akibat lumpur Lapindo. Para pemilik UKM tersebut mengeluhkan beban kerugian ke Kadin Jatim terkait hambatan jalur transportasi ekspor menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Timur juga telah mengidentifikasi kerugian eksportir akibat perubahan jalur dan hambatan arus barang ini.
Ditambahkan lagi, Ketua Kadin Jawa Timur, Erlangga Satriagung juga pernah mengusulkan antisipasi saat ini arus ekspor impor dialihkan lewat Pelabuhan Banyuwangi. Namun, Pelabuhan Banyuwangi masih terkendala dengan terbatasnya kapal dan tidak sebanyak di Tanjung Perak, Surabaya. Sementara, berdasarkan data terbaru pada tanggal 19 Nopember 2006, oleh Tim Nasional Penanggulangan Lumpur Sidoarjo menginformasikan bahwa saat ini telah sekitar 1 juta ton lumpur (Diskom-Info Jatim, 2006) yang telah dialirkan ke lokasi kali Porong namun memiliki kendala kelancaran alirannya menuju ke laut. Untuk itu, berbagai alternatif rute dan orientasi gerak baru perlu dicari untuk mengatasi hambatan kelancaran arus barang dengan asumsi bahwa kondisi Lumpur Sidoarjo tidak dapat diselesaikan secara teknis.
2.2 KONDISI TRAFIK KONTAINER DARI DAN KE TANJUNG PERAK
Di pelabuhan Tanjung Perak, dua kawasan yang menjadi tujuan dan asal gerakan kontainer adalah terminal kontainer di PT. Terminal Petikemas Surabaya (TPS) dan terminal kontainer PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) Dari data yang dikeluarkan PT Terminal Petikemas Surabaya pada tahun 2005 dan laporan trafik hingga September 2006 maka dapat diperkirakan bahwa total kontainer yang ditangani 1.011.135 box dengan komposisi 40% total container untukjumlah kegiatan ekspor, 39% untuk impor dan 21% untuk domestik. Sementara yang dari BJTI diperkirakan total akumulatif kontainer per tahunnya (berdasarkan laporan tahun 2005) sekitar 571.209 box kontainer dengan komposisi 60% untuk domestik, 22% untuk impor dan 18% untuk ekspor.
Sehingga secara total total arus kontainer dari dan ke pelabuhan Tanjung Perak diperkirakan sekitar 1.582.344 box per tahun atau sekitar 4.336 box kontainer per hari dengan komposisi 50% untuk orientasi dalam negeri (2.168 box), 31% untuk impor (1.344 box) dan 19% untuk ekspor (824 box).
Untuk mengetahui berapa besar prosentasi kargo yang memakai jasa laluan tol Gempol Surabaya, diakui relatif sulit karena data tersebut harus dikonfirmasi dengan laporan trafik yang dimiliki oleh asosiasi pelayaran, informasi kantor bea dan cukai pelabuhan, laporan administrasi pelabuhan dan operator terminal baik TPS dan BJTI. Karenanya dengan waktu yang terbatas berdasarkan penelusuran laporan origin-destination kapal (ship-call) dan informasi dari laporan trafik pelabuhan Tanjung Perak (2005) maka diperkirakan volume kargo domestik yang melewati wilayah Pasuruan, Probolinggo, Malang, Jember, Lumajang, Banyuwangi serta Bali dan NTB diperkirakan sekitar 1.296 box, dimana 500 box untuk ekspor (500 unit lebih kecil dari perkiraan GPEI sekitar 1000 box), dan kontainer impor sekitar 550 box container per hari. Dari jumlah itu, 70% barang impor merupakan bahan baku industri, sedangkan sisanya terdiri berbagai macam, di antaranya barang konsumsi. Bahan baku impor untuk industri sebagian besar dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan produksi komoditi ekspor. Sehingga diperkirakan secara akumulatif sekitar 2.346 box kontainer per harinya yang memiliki kepentingan langsung dengan hambatan jalur transportasi akibat lumpur Sidoarjo. Adapun jenis barang yang diangkut melalui jalur ini didominasi oleh tipe komoditas seperti; furniture, kertas, tekstil, garmen, plastik, hasil bumi, kopi, kakao, tembakau, karet, handy-craft, hasil tambang serta hasil penangkapan laut seperti ikan dan udang.
2.3 METODOLOGI PERBANDINGAN
Dalam melakukan analisa perbandingan maka pendekatan yang dipakai adalah mengidentifikasi perbedaan besaran biaya operasi yang dari pola gerakan yang dikelompokkan dalam tiga jenis yaitu dominasi penggunaan jalur laut ( seperti yang dijelaskan pada gambar bagian 1), campuran moda yaitu darat dan laut sementara yang ketiga adalah secara khusus memakai jalur darat dan kereta api.
Gambar 1. Pola pendekatan yang dipakai dalam proses analiRsao d( rigue, 2005).
Asumsi biaya yang dicoba diiterasi adalah lima skenario rute dengan variasi moda transportasi dengan lokasi asal Rungkut (Surabaya) dan lokasi tujuan adalah Tanjungwangi, Banyuwangi (lihat tabel 1). Pada scenario pertama dan kedua, memiliki pola rute yang sama namun untuk aplikasi satu dengan menggunakan darat dan penyeberangan (Ro/Ro ferry), sementara yang kedua adalah darat dan kapal barge (tongkang). Untuk skenario ketiga adalah jalur darat dengan alternatif rute darat melewati Mojokerto. Sementara aplikasi ketiga difokuskan pada moda kereta api sementara aplikasi kelima pada kombinasi kereta api dan darat (truk).
Sementara aplikasi ke enam adalah asumsi ideal (eksis) jika terdapat alternatif penyediaan jalur tol baru.
2.4 HASIL ANALISA
Berdasarkan gambar 2 di atas dapatlah dinyatakan bahwa alat angkut penyeberangan Ro/Ro ferry membutuhkan biaya angkut terbesar dari seluruh alat angkut yang dikomparasikan yaitu sekitar 2 juta rupiah pada jarak 225 km. Disusul dengan skenario 5 (kombinasi darat dan kereta api) sebesar Rp 1.850.000. Relatif tingginya biaya angkut ini disebabkan kendala kedalaman (draft) alur navigasi di wilayah timur Tanjung Perak tidak memungkinkan untuk dilalui kapal dengan draft lebih dari 4 meter. Di beberapa titik terjadi pendangkalan dasar laut sehingga kapal barang yang disiapkan tidak bisa akan bisa berlayar karena akan tersangkut. Selain itu, pada alur tersebut sedang dilaksanakan proyek pembangunan jembatan Suramadu. Otomatis pekerjaan yang dilakukan akan menghambat laju kapal.
Tabel 1. Alternatif pergerakkan per rute dan moda transportasi Rungkut-Banyuwangi
Akibatnya, jalur pelayaran harus melalui sebelah utara pulau Madura alias berputar mengitari pulau garam tersebut. Konsekuensi dari jalan memutar ini adalah ongkos operasional yang semakin tinggi karena konsumsi BBM yang lebih banyak. Diperkirakan, untuk satu trip (sekali angkut) dari Tanjungwangi atau Tanjung Perak setiap truk terkena biaya sebesar Rp 2 juta dengan asumsi besaran load factor-nya lebih dari 85%. Atau sekitar 17-18 unit truk. Namun bagi Organisasi Angkutan Darat (Organda) DPC Tanjung Perak menilai bahwa tarif senilai dua juta rupiah per trip relatif lebih mahal. Sebab, melalui jalan darat, ongkos dari timur ke Tanjung Perak sekitar 1,3-1,4 juta rupiah. Sementara kereta api dan barge merupakan dua alternatif alat angkut yang relatif murah dibandingkan dengan alat angkut lainnya. Bila aspek waktu dipertimbangkan, maka alternatif ferry dan tongkang membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan alat angkut lainnya yaitu sekitar 16,5-17 jam. Sebelum terjadinya semburan lumpur di jalur tol Porong, waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk rute
Rungkut-Banyuwangi sekitar 6 jam.
Jalur alternatif tiga merupakan jalur alternatif eksis yang menimbulkan dampak waktu tambahan sekitar 4-6 jam dari waktu sebelumnya yang konsekuensinya adalah pembesaran biaya angkut meliputi biaya tambahan transportasi, biaya relokasi, biaya tambahan transportasi bahan baku ekspor-impor dan tambahan biaya kemungkinan sesudah closing-time ditarik oleh operator terminal kontainer. Diperkirakan besaran biaya tambahan sebesar Rp 250 ribu per kontainer dari tarif normal. Apabila masih memungkinkan untuk dimuat oleh pihak pelayaran meskipun sudah mengalami keterlambatan (closing time), eksportir dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 750.000 untuk kontainer 20 feet dan Rp 1.500.000 untuk kontainer 40 feet oleh operator terminal kontainer. Jadi biaya tambahan pada setiap kontainer diperkirakan sebesar Rp 1 juta. Hal yang relatif sama terjadi pada pengangkutan peti kemas impor bahan baku dari pelabuhan menuju gudang importir.
Alat angkut tongkang dapat menjadi alternatif lain yang dapat dipertimbangkan dan dapat mengatasi keterbatasan alur barat Tanjung Perak (sekitar surabaya) dengan kemampuannya melewati draft alur laut di bawah 3 meter. Hanya saja pemilihan barge dan pengaturan unit kontainer di atas tongkang (karena alasan keselamatan dan keamanan kapal dan kontainer) perlu menjadi pertimbangan serius bagi operator pelabuhan selain penyediaan alat bongkar-muat yang perlu dipersiapkan di Tanjung Perak dan di pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi. Sedangkan moda angkutan kereta api relatif memiliki kinerja angkut yang murah dan cepat. Tetapi karena jalur kereta api yang tersedia saat ini juga berada di wilayah Porong (yang mana telah dinyatakan daerah berbahaya oleh pemerintah) maka proses pengangkutan dan penanganan khusus kontainer tidak dapat disediakan dalam waktu dekat oleh pihak PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Sehingga untuk pilihat moda ini di samping diperlukan penyediaan jalur kereta baru juga fasilitas terminal loading/unloading dengan fasilitas bongkar-muat dengan kapasitas 50 ton di area terminal pasar Turi, Pasuruan dan Tanjungwangi (Banyuwangi). Sedangkan untuk arus barang impor pemanfaatkan pelabuhan di sekitar lokasi timur Jawa-timur seperti Pelabuhan Tanjungwangi di Banyuwangi dan Pelabuhan Probolinggo dapat juga diusahakan. Institusi penyelenggaraan pemerintah seperti perangkat Bea dan Cukai, surveyor, penyedia bahan logistic kapal dan kargo perlu dilengkapi. sebab kesiapan mengenai kebutuhan ini di pelabuhan Tanjungwangi dan Probolinggo masih sangat minim. Tidak adanya depo kontainer membuat truk harus ke Surabaya lebih dahulu untuk mengambil kontainer, sebelum kemudian mengambil barang. Perangkat lain, seperti crane dan perusahaan bongkar muat dinilai juga belum siap untuk melayani peningkatan.
Tabel 2. Perbandingan parameter dan skenario moda transportasi
Alternatif keenam yang dapat dinyatakan sebagai alternatif jangka panjang adalah penyediaan jalan tol baruselain ruas Porong yang saat ini dinyatakan tidak layak secara teknis. Kinerja operasi yang ideal yang perlu menjadi tujuan adalah pencapaian waktu ankut sekitar 6 jam dengan besaran biaya yang dapat diterima sekitar Rp 1.800.000 per satu unit boks container.
2.5 KESIMPULAN
Dengan kuantitas kontainer sebanyak 4.336 unit per hari menuntut perubahan hambatan arus kontainer dari wilayah timur Jawa-Timur dari jalan tol eksis kepada beberapa skenario yang dapat dilakukan secara realistis. Secara operasional dengan dinyatakannya bahwa Tol Porong-Gempol dinyatakan tidak layak secara teknis, maka jalur Mojosari-Japanan-Pasuruan merupakan alternatif yang paling layak dikerjakan dalam jangka pendek. Sementara dalam waktu panjang adalah penyediaann jalan tol baru guna mengembalikan kinerja angkutan darat container pada waktu 6 jam dengan kisaran biaya pada level Rp 1.800.000 per kontainernya.
(Saut Gurning, Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan ITS)
BAB III
PT. Terminal Petikemas Surabaya (TPS Surabaya)
dan Pelabuhan Ujung Surabaya
3.1 SEKILAS MENGENAI PERUSAHAAN
PT. Terminal Petikemas Surabaya merupakan hasil korporasi dari salah satu unit di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III, yaitu Unit Terminal Petikemas. TPS diprivatisasi pada tanggal 29 April 1999 yaitu pada saat P&O Australia Ports Ltd membeli 49% kepemilikan saham Perusahaan. Tahun 2006 P&O Ports dibeli oleh DP World.
Terminal petikemas di Surabaya dibangun pada tahun 1992 yang ditandai dengan pemasangan Container Gantry Crane yang pertama pada dermaga petikemas sepanjang 500 meter. Sejak saat itu terminal telah menetapkan reputasi yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai terminal dengan biaya efektif dan mampu memenuhi kebutuhan para importer maupun eksporter di Jawa Timur dan Indonesia Kawasan Timur.
Saat ini, TPS memiliki dua dermaga, yaitu jalur dermaga sepanjang 1000 meter dengan kedalaman di kedua sisinya 10,5 meter dan jalur dermaga sepanjang 450 meter dengan kedalaman kedua sisinya 7 meter. Dermaga-dermaga tersebut dilengkapi dengan 7 Quay Crane dan 17 RTG serta bermacam-macam forklift yang diperlukan untuk penanganan petikemas.
Pada tahun 1997, disadari bahwa TPS harus melakukan pengembangan untuk memenuhi kebutuhan perdagangan yang terus meningkat, sehingga dibuat suatu program untuk memperluas kapasitas menjadi dua kali lipat dari yang sudah ada saat ini. Lapangan petikemas saat ini sedang diperluas sehingga pada akhir tahun 2000 akan memiliki daya tampung lebih dari 20.000 teus. Untuk keperluan tersebut, telah diadakan kesepakatan pembelian 4 unit Quay Crane baru dari IMPSA dan 12 unit RTG baru dari Konecranes.
Pada akhir tahun 2005, TPS telah menghandling 1.066.908 teus.
Sistem komputer baru, untuk operasional terminal dan nota rampung, dibuat oleh Realtime Business Solutions dari Sidney, Australia, menyediakan fasilitas bagi TPS maupun Shipping Line untuk melakukan dan mengetahui kondisi aktual sistem perencanaan dan pengendalian petikemas serta kemampuan untuk menggunakan teknik pertukaran data secara elektronik dan modern. Sistem ini telah beroperasi sejak Desember 1999.
Komisaris Perusahaan dan Direksi yang terdiri dari kedua pihak pemegang saham, saat ini tengah bekerja ke arah peningkatan produktivitas dan pelayanan yang lebih baik dan mengacu kepada praktik terminal terbaik di dunia. TPS merupakan salah satu dari sedikit terminal di dunia yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001 serta ISPS Code sebagai langkah awal untuk mencapai terminal kelas dunia. |
Perusahaan tengah membangun dasar-dasar untuk membentuk suatu organisasi yang tidak hanya mampu menyediakan tingkat pelayanan yang terjamin, namun juga berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
Kinerja staff Perusahaan merupakan hal yang penting sekali bagi keberhasilan di masa mendatang, untuk itu saat ini tengah dilakukan kegiatan pelatihan tepat guna dan pengenalan motivasi. Pelatihan di bidang teknologi komputer barupun telah dilakukan di lingkungan staff.
Untuk memastikan bahwa TPS merupakan tempat yang aman untuk bekerja, juga telah dilakukan sosialisasi Prosedur dan Kebijakan Keselamatan Kerja dan Aspek Lingkungan yang nyaman ditempat kerja.
3.2 Pelayanan & Fasilitas DISCHARGE PETIKEMAS INTERNATIONAL
1. PENGGUNA JASA | ||
| ||
MENGAJUKAN PERMOHONAN :
| |
| ||
| ||
MENGAJUKAN PERMOHONAN :
| |
EIVING PETIKEMAS INTERNATIONAL
| ||
| ||
MENGAJUKAN PERMOHONAN :
| |
PELAYANAN DELIVERY PETIKEMAS INTERNATIONAL
| |||
| |||
| MENGAJUKAN PERMOHONAN :
(MASING-MASING 4 lembar) UNTUK DISERAHKAN KEPADA PETUGAS PELAYANAN IMPORT. |
|
a. Layanan
Bidang Usaha Pelayanan |
- Pelayanan jasa tambat kapal container |
- Pelayanan air ke kapal |
- Pelayanan reefer plug |
- Pelayanan C.F.S - Kontainer Stripping - Stuffing |
- Pelayanan railway |
b. Fasilitas Utama
LAPORAN TENTANG LINGKUNGAN, KESELAMATAN, DAN KESEHATAN KERJA
PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA (TPS)
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
20 Nopember 2007 Setiap pegawai TPS akan mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh dan berkala dalam jangka waktu tertentu, di mana frekuensinya tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan setiap harinya Sebagai contoh seorang Operator Alat Berat akan mendapatkan pemeriksaan kesehatan lebih sering daripada pegawai yang bekerja di belakang meja di ruang kantor. Tidak ada laporan mengenai adanya seseorang yang menderita sakit yang kami terima dari Rumahsakit PHC Surabaya sampai periode ini. TPS terus menerus menekankan pada keselamatan di tempat kerja. Untuk pertama kalinya dalam enam bulan pertama tahun 2007, kami memperkenalkan “Man Cage” untuk mendukung pekerjaan yang dilakukan di atas tumpukan petikemas, yang akan pula menghindarkan para pekerjanya jatuh dari ketinggian. Hal ini adalah sesuatu yang baru di Indonesia, dan diharapkan dapat menjadi contoh yang baik bagi pihak-pihak lain. Ada beberapa cedera minor selama periode ini. Ada lima orang Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) yang menderita luka terpotong dan memar, yang terjadi pada saat mereka bekerja. Ada empat orang pengemudi truk yang menderita cedera minor pada saat bus terminal yang mereka tumpangi terguling setelah bertabrakan dengan truk terminal. Seorang pengemudi truk luar terjatuh dari truknya pada saat ia sedang mengamankan muatan yang baru dikeluarkan dari CFS, yang mengakibatkan ia pingsan. Para korban di atas telah mendapat pertolongan pertama di Klinik Darurat TPS, dan kemudian dirujuk, apabila perlu, ke Rumahsakit PHC Surabaya untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Selama enam bulan pertama tahun 2007, tidak ada kejadian yang berhubungan dengan masalah lingkungan yang terjadi di daerah terbatas TPS. Syarat-syarat pemantauan dari Rencana Manajemen Lingkungan TPS telah dipelajari, dan tidak ada dampak lingkungan yang merugikan, seperti yang telah disyaratkan oleh Pemerintah Indonesia, yang disebabkan oleh TPS, ataupun kegiatan yang dilaporkan. Para Petugas TPS mengetahui adanya ancaman polusi yang serius di Kali Perak, di mana minyak sayur dari pabrik minyak di dekatnya telah mengalami kebocoran dan mengalir ke sungai. TPS telah menghubungi pihak Departemen terkait dan membantu dalam pembersihan bocoran tersebut. |
NB : Dokumen Terkait
3.3 KEBIJAKAN LINGKUNGAN, KESELAMATAN, DAN KESEHATAN
PT. Terminal Petikemas Surabaya (TPS) berjanji untuk melaksanakan aktivitasnya secara bertanggungjawab, yaitu untuk memastikan perusahaan dapat mencapai ketahanan dan keuntungan secara berkesinambungan. TPS bertanggungjawab dalam melindungi keselamatan dan kesehatan para pegawainya termasuk pihak-pihak lain yang berada di TPS. Kami akan melaksanakan janji tersebut melalui :
- Menyediakan sebuah tempat kerja, di mana segala keadaan yang mengandung bahaya dapat teridentifikasi, teruji, terkendali, dan diinformasikan kepada para pegawai.
- Meningkatkan efisiensi dan keuntungan perusahaan melalui pengurangan dan pembuangan limbah, pencemaran udara, penggunaan air, penggunaan tenaga listrik, serta penggunaan kertas.
- Menerapkan secara ketat standar ISO 14001 dan OHSAS 18001 serta standar nasional lainnya yang berlaku dalam pengoperasian di TPS termasuk aturan atau ketentuan Pemerintah Daerah.
- Meningkatkan kinerja Sistem Manajemen Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara berkesinambungan melalui :
· Peninjauan secara periodik terhadap dampak-dampak Lingkungan, bahaya dan risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja
· Penetapan tujuan, target dan sasaran dalam mengurangi dampak-dampak Lingkungan serta bahaya dan risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja
· Pengukuran secara periodik terhadap pencapaian sasaran yang telah ditentukan
· Pelaksanaan tinjauan manajemen untuk mengetahui efektivitas sistem manajemen di TPS dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan - Menginformasikan kinerja Sistem Manajemen Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja TPS secara terbuka dan jujur kepada para Pegawai, Masyarakat sekitarnya serta Pihak-Pihak lain yang terkait dengan cara memasukkan Laporan Enam Bulanan di dalam website, serta memastikan bahwa apabila ada pertanyaan-pertanyaan haruslah disampaikan dengan cara yang layak dan tepat guna.
- Menyediakan pelatihan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi para Pegawai serta Pemasok yang memiliki kaitan tanggungjawab dengan pengoperasian TPS.
- Menyediakan Alat Pelindung Diri yang layak dan memenuhi ketentuan Undang-Undang, serta memenuhi kebutuhan setiap pekerjaan.
- Dewan Komisaris dan Dewan Direktur melimpahi tanggungjawab kepada yang bertandatangan di bawah ini untuk memimpin dan memantau secara pribadi kinerja Perusahaan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang tercantum di atas.
NB : Dokumen Terkait
Pelabuhan Kamal merupakan pintu gerbang Madura dari Jawa, dimana terdapat layanan kapal ferry yang menghubungkan Madura dengan Surabaya (Pelabuhan Ujung). Saat ini telah dibangun Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura), yang kelak akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia. Bangkalan merupakan salah satu kawasan perkembangan Surabaya, serta tercakup dalam lingkup Gerbangkertosusila.
Pelabuhan Ujung adalah pelabuhan feri yang terletak di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pelabuhan Ujung merupakan pintu gerbang penyeberangan feri dari pelabuhan Kamal di Madura.
Kejayaan Itu Kini Hanya Tersisa di Pelabuhan Tua
Pelabuhan Rakyat Kalimas yang menjadi saksi sejarah Kota Pahlawan itu merupakan satu-satunya kawasan Kalimas yang masih berdenyut. Saat ini aktivitas di sana hanya ramai pada waktu pagi sampai petang. Selepas itu, suasana tidak ubahnya seperti kuburan. Sepi dan nyaris tak terdengar suara kecuali langkah kaki beberapa orang yang tinggal di kawasan itu saat mencari makan.
Saat Minggu tiba, aktivitas bongkar muat tidak lebih dari sepuluh kapal kayu. Yang kebanyakan terlihat adalah para anak buah kapal yang memperbaiki kapal masing-masing. Kuli-kuli bersantai di kios-kios pedagang kaki lima. Truk-truk parkir dan membisu ditinggal kru mengopi dan sesekali, aparat keamanan pelabuhan melintas.
Dinding gudang-gudang sudah mengelupas dan berkesan tidak ramah. Belum terlihat bangunan satu pun yang mencerminkan ”mantan” salah satu pelabuhan utama nusantara pada zamannya. Dari pipa Pertamina sampai ke selatan mendekati Jembatan Petekan, puluhan kapal berbagai ukuran seperti ”sekarat” karena rusak atau butuh direnovasi.
Pelra Kalimas merupakan salah satu muara Kali Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur. Pelabuhan itu punya keterkaitan dengan keberadaan Ujung Galuh yang berandil besar bagi berkembangnya perekonomian kerajaan Mataram (Hindu) maupun pada masa pemerintahan Belanda. Prasasti Kelagen yang dibuat atas perintah Raja Airlangga tahun saka 959 atau 1037 Masehi menyebutkan Ujung Galuh merupakan pelabuhan dagang yang ada di muara Kali Brantas.
Guru besar dari Institut Teknologi Sepuluh November Prof Johan Silas mengatakan, muara Kalimas pada awalnya tidak seperti sekarang ini.
”Kalimas sampai ke Ujung karena Belanda yang membuatnya,” kata Silas. Pelabuhan awal diduga terletak di Jembatan Merah, dapat dilacak dari keberadaan kampung Pabean Cantikan dan Kembang Jepun yang bangunannya berkarakteristik pelabuhan.
Sekarang ini Jembatan Merah sudah berada sekitar empat kilometer dari muara Kalimas. Aktivitas bongkar muat kapal-kapal besar pada awalnya terjadi di tengah laut.
Barang-barang dipindahkan ke tongkang-tongkang atau kapal kecil agar bisa masuk ke Kalimas hingga ke kawasan Jembatan Merah. Ada juga perahu-perahu kecil yang mengangkut sampai Wonokromo.
Seiring dengan kebutuhan, Belanda membangun kawasan Pelabuhan Surabaya (Surabaya Harbour) pada 1911. Saat itu pula, keberadaan Pelra Kalimas bergeser ke arah utara atau kini Pelabuhan Tanjung Perak.
Saat ini Pelra Kalimas telah menyusut sampai sepanjang satu kilometer (km) terhitung sejak 1911. Pada awalnya, panjang dermaga diperkirakan mencapai 3.000 m. Sekarang, dermaga yang ada tinggal 2.000 m dengan lebar kolam 60 m. Namun, ada yang tidak berubah, yakni posisi geografisnya.
Pelra Kalimas terdiri atas dermaga pelayaran lokal (termasuk Ujung) 560 m dan dermaga pelra 1.440 m. Total lahan seluas 30 hektar (ha) dengan fasilitas lapangan penumpukan 2.786 meter persegi, 20 gudang, 88 bolder berjarak masing-masing 15 m, dan fender besi yang kokoh berada di sepanjang dermaga.
Muara Kalimas ini berada di antara Pelabuhan Tanjung Perak dan Markas Komando Armada RI Kawasan Timur. Bagian ujung pelabuhan rakyat ini juga difungsikan sebagai dermaga penyeberangan feri Ujung untuk tujuan ke Kamal, Madura.
Namun, kejayaan Pelra Kalimas terasa semakin hari semakin memudar. Mungkin nantinya sulit menemukan kapal phinisi atau kapal khas daerah Makassar yang sandar. Sisa-sisa sejarah yang masih berdenyut ini bisa saja terkubur bersama modernisasi yang tidak peduli sejarah. (BRO)
No comments:
Post a Comment